Bahan kemasan makanan styrofoam sudah dinyatakan aman untuk digunakan baik oleh badan pangan dunia maupun Indonesia selama penggunaannya tidak berlebihan. Namun, tetap ada kemungkinan bahan dari styrofoam yang tercampur dengan makanan dan menyebabkan berbagai macam penyakit.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, berikut adalah hal yang harus diperhatikan saat menggunakan styrofoam untuk menyimpan makanan.
Suhu Makanan
Perlu diperhatikan bahwa semakin tinggi suhu makanan yang disimpan di dalam styrofoam, maka semakin meningkatkan kemungkinan tercampurnya zat residu styrofoam (monomer stiren) dengan makanan. Maka dari itu, hindari memanaskan makanan di dalam kemasan styrofoam, dan sebisa mungkin hindari menyimpan makanan yang bersuhu tinggi di dalamnya.
Jumlah Lemak Makanan
Ternyata kontaminasi monomer stiren akan semakin tinggi pada makanan yang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Belum diketahui secara pasti mengapa lemak bisa berkontribusi untuk hal ini.
Lama Penyimpanan
Sebaiknya tidak menyimpan makanan terlalu lama dalam styrofoam karena hal itu bisa meningkatkan kemungkinan kontaminasi monomer stiren dalam makanan.
Meski penggunaan styrofoam dinyatakan aman, kita juga harus ingat bahwa styrofoam merupakan salah satu bahan yang dapat mencemari lingkungan. Jika masih bisa menggunakan kotak makan, lebih baik kita menggunakan kotak makan daripada styrofoam.
Teks dan Foto: Putri Puspita | Bobo.ID
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR