Jepara adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten ini merupakan daerah kelahiran salah satu pahlawan Indonesia, RA Kartini.
Nama Jepara
Nama Jepara berasal dari kata ‘ujung’ dan ‘para’. Kata para adalah kependekan dari ‘pepara’ yang berarti bebakulan mrana-mrana, yaitu berdagang kesana-kemari. Sementara itu Lekkerkerker menyebut Jepara dengan haventjes der klein handelaars artinya pelabuhan para pedagang kecil.
Jepara yang terletak di pesisir pantai utara Pulau Jawa mayoritas masyarakatnya berpencaharian sebagai nelayan, selain sebagai pengrajin seni ukir (mebel).
Pesta Lomban
Lomban merupakan salah satu seni budaya khas Jepara. Lomban oleh sebagian masyarakat Jepara disebutkan dari kata “lomba-lomba” yang berarti masyarakat nelayan masa itu bersenang-senang melaksanakan lomba-lomba laut yang seperti sekarang masih dilaksanakan setiap pesta lomban.
Sebagian masyarakat mengatakan bahwa kata lomban berasal dari kata “lelumban” atau bersenang-senang. Lomban merupakan kesempatan bagi para nelayan untuk bersenang-senang dalam merayakan Idul Fitri, setelah menunaikan puasa sebulan penuh.
Tidak hanya para nelayan, anak-anak yang tinggal di sekitar pantai menyemarakkan pesta rakyat tersebut dengan memakai baju warna-warni.
Kupat dan Lepet
Kupat adalah bentuk makanan tradisional yang tidak asing lagi bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa Tengah. Ketupat merupakan jenis makanan yang dibuat dari pembungkus pelepah daun janur berbentuk hati yang di dalamnya berisi beras yang sudah matang. Ketupat ini merupakan simbolisasi hati yang bermakna putih bersih yang dimiliki oleh seseorang yang merayakan Idul Fitri.
Selain ketupat, makanan khas di Jepara pada saat pesta lomban adalah lepet. Lepet hampir seperti ketupat tetapi terbuat dari ketan disertai parutan kelapa dan diberi garam. Lepet ini rasanya lebih gurih dan dimakan tanpa lauk. Bentuknya bulat panjang. Lepet artinya luput atau keliru, sehingga artinya mereka supaya dijauhkan dari kesalahan dan kekeliruan.
Sumber: ugm.ac.id, jeparakab.go.id
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR