Dusun Sasak Sade adalah sebuah dusun yang terletak di desa Rembitan, Lombok. Dusun ini dihuni oleh masyarakat suku Sasak, yang masih memegang teguh tradisinya. Yuk, kita berkunjung ke sana.
Dusun Sasak Tertua
Dusun Sasak Sade letaknya kira-kira 30 km dari ibukota NTB, Mataram. Dusun seluas 5,5 hektar ini berada di tanah perbukitan. Dusun ini sangat padat. Jarak satu rumah dengan rumah lainnya hanya dibatasi oleh gang kecil.
Dusun ini dihuni oleh 150 kepala keluarga atau 700 penduduk. Mereka semua adalah masyarakat suku Sasak. Masyarakat suku Sasak adalah penduduk asli Pulau Lombok yang sudah menempati pulau itu sejak 600 tahun yang lalu.
Di Lombok ada banyak dusun Sasak, tetapi Dusun Sasak Sade adalah dusun Sasak tertua. Sekarang penduduk dusun ini merupakan generasi ke-16 dari leluhur mereka terdahulu.
Dusun Sasak Sade ditetapkan menjadi daerah tujuan wisata sejak tahun 1978. Kalau kamu berlibur ke Lombok, jangan lewatkan untuk mengunjungi Dusun Sasak Sade. Tempatnya mudah ditemukan karena berada di tepi jalan raya Praya – Mataram.
BeberapaTradisi yang Masih Dipegang Teguh
Masyarakat suku Sasak yang tinggal di Dusun Sasak Sade sampai sekarang masih memegang teguh tradisi leluhurnya. Beberapa di antaranya bisa dilihat di sini!
Mereka masih mengenakan pakaian tradisional. Perempuan memakai sarung dan kebaya, sementara yang laki-laki memakai sarung dan ikat kepala.
Masyarakat suku Sasak Sade masih mempertahankan bentuk bangunannya. Di sana ada 3 macam bangunan, yaitu bale tani (rumah tinggal), bale barugak (balai pertemuan), dan bale kodong (tempat tiinggal sementara bagi pasangan yang baru menikah). Bangunan tersebut terbuat dari kayu dengan dinding anyaman bambu. Atapnya terbuat dari alang-alang kering yang dianyam. Lantainya terbuat dari tanah yang dicampur dengan dedak dan kotoran kerbau.
Mereka membersihkan lantai dengan cara menggosokkan kotoran kerbau yang baru keluar. Kegitan membersihkan lantai umumnya dilakukan pada pagi hari. Karena kerbau umumnya membuang kotoran di pagi hari. Kotoran kerbau yang baru keluar, tidak bau.
Mereka menganggap kerbau sebagai binatang keramat. Karenanya bila warga dusun lain ingin menikah dengan orang dusun Sasak Sade, harus menyiapkan beberapa ekor kerbau sebagai mas kawin.
5. Para perempuan pandai menenun kain dengan motif tradisional khas masyarakat Sasak. Katanya anak perempuan dusun Sasak Sade belum boleh menikah kalau belum bisa menenun.
KOMENTAR