Ketika berkunjung ke stasiun Jakarta Kota, pasti kita teringat dengan bentuk bangunan yang unik dan terkesan megah. Ternyata, stasiun ini peninggalan zaman penjajahan, lo!
Stasiun Beos
Stasiun Jakarta Kota merupakan peninggalan sejarah saat Belanda menduduki Indonesia. Saat itu, tempat ini dikenal dengan Stasiun Beos yang merupakan singkatan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maattschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur). Sebutan ini masih bertahan hingga era 1980-an.
Stasiun Jakarta Kota telah beroperasi sejak 1873. Saat itu, Stasiun Beos menjadi jalur kereta api pertama Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Jalur lain yang menjadi tujuan juga, seperti Bekassie (Bekasi), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang).
Nah, karena menjadi sebuah peninggalan sejarah, maka stasiun inipun termasuk dalam cagar budaya yang wajib dilindungi.
Siapa yang merancang?
Stasiun Jakarta Kota dirancang oleh seorang arsitek kelahiran Tulungagung, Frans Johan Lowrens Ghijsels. Ia mendesain stasiun ini dengan mengkombinasikan struktur dan teknik modern barat “Art Deco”. Saat pertama kali dibuat, stasiun ini dijuluki ‘Het Indishe Bouwen’ atau ‘Gedung Hindia’. Konstruksi bangunan berbentuk huruf “T”. Rangka atau atap berbentuk kupu-kupu dengan penyangga kolom baja. Benar-benar bergaya Eropa yang klasik.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR