Saat kamu mendengar kata padang pasir, mungkin hal pertama yang terbayang adalah panas dan gersang. Hanya tanaman kaktus yang tumbuh, dan tidak ada tanaman bunga di sana. Namun, ternyata ada beberapa bunga cantik yang tumbuh di daerah padang pasir. Bunga-bunga apa sajakah itu?
Bunga primrose ini mekar sekitar bulan Maret sampai dengan Mei. Bunga ini hanya mekar pada pagi dan sore hari saja. Bunga ini berhabitat di dataran berpasir. Mahkota bunganya berwarna putih dan kadang disertai corak kuning atau putih di tengahnya.
Ocotilo, The Candle Wood
Bunga ocotilo memiliki batang berkayu, seperti sekumpulan lidi yang tertancap di tanah. Bentuknya tegak dengan bunga ungu di ujungnya, seperti lilin yang sedang menyala. Mungkin karena itulah bunga tersebut dijuluki The Candle Wood yang berarti lilin kayu.
Bunga Verbena (Dessert Sand Verbena), Si Ungu yang Menawan
Bunga verbena dapat ditemukan di gurun pasir Mojave dan Sonoran di sebelah Tenggara California. Bunga tersebut mirip bunga soka, hanya saja kuntum dan gerombolnya lebih besar. Selain ungu, ada juga bunga Verbena berwarna pink cerah. Bunga ini mekar sekitar bulan Februari hingga Mei. Jadi, bila kamu ingin melihat verbena bermekaran di gurun, datanglah ke California pada bulan-bulan tersebut.
Adenium Obesum, Si Mawar Gurun
Teman-teman tahu bunga kamboja, kan? Nah, Adenium adalah nama ilmiah untuk jenis-jenis tumbuhan kamboja. Adenium Obisum adalah salah satu jenis kamboja yang dapat tumbuh di Gurun Pasir.
Bunga ini memiliki julukan The Dessert Rose atau mawar gurun. Ciri khas bunga ini, berbatang besar dan bercabang dengan bunga-bunga pink bergerombol pada setiap cabangnya.
Nizonih, Si Mungil dari Gurun
Nizonih, nama yang aneh dan asing bukan? Bunga ini tumbuh di gurun pasir Arizona. Bunga ini termasuk tanaman pendek dengan batang menjulang. Di setiap cabangnya terdapat bunga berwarna ungu dengan kuncup bunga kecil-kecil.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Eka Kartika |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR