Bobo.id - Ular menjadi salah satu hewan pemangsa yang dianggap menakutkan oleh hewan lain bahkan manusia.
Hal ini karena ular memiliki racun yang disebut bisa yang dapat mematikan mangsanya, nih, teman-teman.
Meskipun banyak ular yang berbisa, ternyata tingkat racun yang dimiliki tiap ular berbeda, lo, seperti contohnya ular kobra dan juga ular derik.
Kedua jenis ular ini memiliki racun jauh lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu cadangan racun yang mereka miliki bisa membunuh ribuan hewan yang menjadi mangsanya dan juga beberapa manusia dewasa.
Baca Juga : Unik! Ini Jadinya Jika Bunglon Ditempatkan di Ruangan Penuh Cermin
Lain lagi dengan spesies ular lainnya seperti ular laut marmer yang hanya punya sedikit racun yang lemah, nih, sehingga racun ini tidak berbahaya untuk manusia.
Jumlah racun yang bervariasi pada setiap ular ini membuat peneliti kebingungan, lo, teman-teman, dan melakukan penelitian.
Setelah melakukan penelitian gabungan, peneliti akhirnya bisa mengetahui, kenapa racun yang dimiliki setiap ular berbeda, bahkan lebih mematikan dari bisa ular lain.
Racun ular sudah berevolusi
Penelitian tersebut dilakukan dengan cara membandingkan catatan potensi dan juga jumlah racun pada lebih dari 100 spesies ular berbisa.
Dari penelitian tersebut, peneliti menemukan bukti bahwa racun ular sudah berevolusi menjadi lebih kuat untuk memangsa hewan buruan ular.
Penulis utama penelitian tersebut, Kevin Healy mengatakan kalau temuan tentang evolusi ini menjadi hal yang paling masuk akal dilihat dari sudut pandang evolusi.
Baca Juga : Kenapa Kucing Suka Mengejar Sinar Laser Seperti Mengejar Mangsa?
Evolusi yang terjadi akan membentuk racun menjadi lebih efisien untuk membunuh mangsa yang sering dimakan ular, lo.
Contohnya seperti ular laut yang tidak akan menemukan tikus di laut, maka ular laut tidak akan mengembangkan racun yang lebih ampuh untuk membunuh tikus dibandingkan ikan yang ada di laut.
Racun tergantung ukuran dan tempat tinggal ular
Selain adanya evolusi yang terjadi, ukuran ular dan lingkungan tempat tinggal ular juga menentukan jumlah racun yang dimiliki ular, teman-teman.
Racun pada ular yang tinggal di darat ditemukan jumlahnya lebih banyak dibandingkan ular yang tinggal di pohon dan di air.
Para peneliti menduga perbedaan jumlah ular ini disebabkan pada seberapa sering ular bertemu dengan mangsanya di lingkungan yang berbeda.
Baca Juga : 3 Ribu Orang Tersengat Ubur-Ubur di Australia, Ada Apa, ya?
Penelitian jumlah racun ular membantu pemahaman tentang gigitan ular
Gigitan ular ternyata menjadi masalah utama di seluruh dunia, lo, dan setidaknya setiap tahun ada 2,7 juta kasus gigitan ular.
Hasil penelitian yang dilakukan tentang jumlah racun ular ini diharapkan dapat membantu pemahaman kita tentang gigitan ular pada manusia.
Dengan memahami evolusi racun, para peneliti bisa mengidentifikasi risiko gigitan berbagai kelompok ular dengan lebih baik.
Selain itu, penelitian ini juga bisa membantu peneliti memprediksi potensi racun pada spesies ular yang belum diuji.
Baca Juga : Saat Terjadi Tsunami, Bagaimana Keadaan Satwa yang Tinggal di Laut?
Tidak hanya itu, racun ular juga bisa membantu menentukan potensi racun ular untuk kesehatan, nih, seperti pengembangan obat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR