Siluman Serigala Besi melompati barisan penjaga dengan mudah. Ia lalu masuk ke ruang pesta. Ketika melihat Serigala Besi, Sukra melompat keluar jendela dan memacu kuda yang sudah ia siapkan di dekat jendela. Ia memacu kudanya sekuat tenaga dan siluman Serigala Besi mengejarnya.
Menjelang subuh, ia tiba di hutan dan melihat sebuah gubuk tua. Ada tiga orang nenek duduk di depan gubuk. Ada yang berkebaya putih, kebaya hitam, dan kebaya abu-abu. Sukra turun dari kuda dan menghampiri mereka. ''Bolehkan aku beristirahat di rumah nenek-nenek yang baik hati? Ada siluman Serigala Besi yang ingin menangkapku,” kata Sukra .
“Jangan takut. Aku punya anjing berbulu putih bernama Putih, yang akan memberi tahu kita saat siluman itu datang," kata nenek pertama berbaju putih.
"Dan aku punya anjing berbulu hitam bernama Selem, yang bisa mendengar serigala walau masih sejauh sembilan mil,” kata nenek kedua berbaju hitam.
Baca Juga : Dongeng Anak: Rosemary dan Pangeran Kerajaan Kuning
“Anjingku bernama Barak, berbulu cokelat kemerahan. Ia bisa mendengar serigala datang walau masih dua belas mil jauhnya,” kata nenek ketiga berbaju abu abu.
Sepanjang siang itu, Sukra tidur dengan nyenyak di pondok ketiga nenek itu. Di saat menjelang subuh, Barak menggonggong. Tidak ada yang terbangun. Lalu Selem menggonggong. Semua tetap tidur nyenyak. Ketika Putih menggonggong dengan keras sekali, barulah ketiga nenek itu terbangun. Mereka segera membangunkan Sukra .
"Pergilah! Serigala Besi sudah datang. Bawalah ketiga anjing dan bekal kue untuk di perjalanan,” kata ketiga nenek itu.
Sukra segera bangun dan memacu kudanya sampai tiba di hutan lain. Ketiga anjing itu berlari mengikutinya dari belakang. Menjelang malam, Sukra tiba di hutan lain dan melihat sebuah gubuk kosong.
Sukra dan ketiga anjing itu beristirahat di gubuk itu. Putih berbaring di ambang pintu kamar, Selem di ambang pintu rumah, dan Barak di ambang pintu pagar. Menjelang subuh, siluman Serigala Besi ini datang.
Baca Juga : Dongeng Anak: Payung untuk Torto
Putih terbangun lebih dulu dan menggonggong. Selem melompat menarik pakaian besi siluman itu sampai terlepas. Serigala Besi jatuh tergeletak. Barak lalu menyeret siluman itu sampai ke halaman luar dan menahan dengan kakinya. Ketika sinar matahari terbit mengenai tubuhnya, siluman Serigala Besi itu pun menjadi asap dan menghilang.
Sukra mengusap kepala Putih, Selem dan Barak berterimakasih. Perlahan, ketiga anjing itu lalu menghilang. Belum sempat hilang terkejutnya, di depan Sukra kini muncul tiga nenek pemilik ketiga anjing tadi. Tubuh ketiga nenek itu tiba-tiba menjadi satu. Lalu berubah wujud menjadi penyihir Dadong Tetelu.
“Dadong...” seru Sukra terkejut. Ia berlutut berterimakasih pada Dadong Tetelu.
“Aku memberimu kebebasan dari Serigala Besi sebagai hadiah pernikahanmu. Mulai sekarang, hiduplah dengan hati-hati...” pesannya. Dadong Tetelu lalu menghilang dari tempat itu.
Sukra segera naik ke kudanya dan memacu cepat menuju desanya. Ia hidup bahagia bersama Gusti Ayu dan hidup dengan hati-hati.
Baca Juga : Dongeng Anak: Petualangan Mogi Si Tikus Tanah
Tonton juga video ini, ya.
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR