Menurut pakar kuliner peranakan Tionghoa, bapak Aji Bromokusumo, pada zaman itu raja tidak mau makan makanan sisa.
Karena ada banyak sisa sayuran yang tidak habis, maka koki istana mencampurkan berbagai macam sayuran, dan jadilah cap cai.
Namun, rupanya lama kelamaan cap cai dianggap sebagai makanan yang tidak berharga, teman-teman. Ini karena makanan ini dibuat dari bahan sisa, sehingga tidak dianggap sebagai masakan sebenarnya.
Baca Juga : Sama-Sama Punya Hewan Ternak, Mengapa Orang Asia Tidak Membuat Keju?
Wah, kalau sekarang, cap cai bisa dikreasikan dengan tambahan berbagai bahan, ya. Ada udang, ayam, bakso, telur, dan sumber protein lainnya.
Cap cai di Indonesia
Masyarakat Tionghoa sudah datang ke Indonesia sejak berabad-abad lamanya, teman-teman.
Kemungkinan, cap cai di bawa ke Indonesia dari daerah Fujian. Daerah ini merupakan tempat tinggal orang Tionghoa Hokkian.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR