Bobo.id – Di derah Lembang yang sejuk ada bangunan berkubah putih yang terkenal. Observatortion Bosscha namanya.
Bangunan ini adalah tempat peneropongan bintang yang terkenal di Indonesia.
Baca Juga : Mengenal 3 Jenis Observatorium
Tempat Peneropongan Bintang
Observatorium yang didirikan atas prakarsa Dr. J Voute ini didirikan pada saat Indonesia masih dikenal sebagai Hindia Belanda.
Pak Voute saat itu bekerja di sebuah lembaga meteorogi (lembaga seperti BMKG sekarang ini).
Astronom Eropa kelahiran Indonesia itu bekerja sama dengan K.A. R. Bosscha, seorang pengusaha teh yang kaya raya.
Mereka berdua terdorong untuk memasyarakatkan astronomi di Hindia Belanda.
Baca Juga : Yuk, Pahami Perbedaan Observatorium dan Planetarium Agar Tidak Salah
Langit Lembang yang Bersih
Daerah Lembang dipilih karena berada di tempat yang tinggi, sekitar 1300 meter dari permukaan laut.
Pada saat itu, daerah Lembang langitnya bersih. Belum banyak orang yang tinggal di sekitar tempat itu.
Langitnya gelap dan cocok dijadikan tempat untuk mengamati bintang.
Baca Juga : Keren! Indonesia Akan Bangun Observatorium Terbesar di Asia Tenggara
Memerlukan Waktu Bertahun-Tahun
Pembangunan observatorium ini memerlukan waktu bertahun-tahun.
Teleskop utama yang digunakan untuk observatorium ini dibeli khusus di Jerman.
Beberapa teleskop lainnya ada yang disumbangkan oleh para pegiat astronomi di Eropa.
Pembangunannya dimulai sejak tahun 1920 dan baru selesai pada tahun 1928.
Sayangnya Pak Bosscha tidak sempat menyaksikan hasil karyanya.
Ia wafat di tahun yang sama dengan selesainya pembangunan observatorium itu.
Namanya kemudian diabadikan sebagai nama observatorium ini.
Baca Juga : Observatorium Tertua di Dunia Ternyata ada di Korea!
Menjadi Bagian dari Institut Teknologi Bandung
Setelah Belanda tidak lagi menguasai negara kita, observatorium ini sempat terbengkalai.
Para astronom berkebangsaan Belanda yang bertugas di tempat ini ditangkap dan kemudian diasingkan sebagai tahanan perang.
Kapten Masasi Miyadi, seorang tentara Jepang yang memiliki minat pada bidang astronomi, pernah menjadi kepala observatorium ini saat Jepang menjajah tanah air kita.
Pada saat Indonesia merdeka pengelolaan observatorium ini dilakukan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Bandung, yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung.
Baca Juga : Tingkat Polusi Sama dengan Kota Jakarta, Kenapa Hujan Asam di Bandung Lebih Parah?
Mencatat Banyak Sejarah Astronomi
Observatorium ini mencatat banyak sejarah dalam ilmu astronomi.
Pada saat itu, belum banyak observatorium yang dibangun di sebelah selatan garis khatulistiwa.
Nah, Observatorium Bosscha ini salah satunya.
Dari observatorium inilah bagian pusat Galaksi Bimasakti dapat diamati.
Melalui observatorium ini pula diketahui bahwa bintang Proxima Centauri adalah anggota sistem bintang Alpha Centauri.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR