Bobo.id - Apakah teman-teman pernah membaca tentang manusia purba?
Manusia purba adalah manusia yang hidup di zaman dahulu, sebelum manusia modern.
Suku-suku yang mencakup manusia purba disebut dengan hominid, teman-teman,
Nah, kali ini Bobo mau mengajak teman-teman berkenalan dengan salah satu hominid, yaitu Homo erectus, nih.
Homo erectus
Pada saat pertama kali ditemukan, fosil Homo erectus diberi nama Pithecanthropus erectus.
Manusia purba hominid Homo erectus ini mirip dengan manusia modern, teman-teman.
Berdasar fosil yang ditemukan, manusia purba ini memiliki cara berdiri yang tegak karena kakinya panjang.
Ukuran dan bentuk tubuhnya hampir sama dengan manusia. Namun wajahnya terlihat lebih rata dan alisnya lebih menonjol.
Homo erectus memiliki tubuh yang lebih tinggi dan otak yang lebih besar dibandingkan spesies hominid sebelumnya, yaitu Australopithecus sp. atau Homo habilis.
Menurut peneliti, kemungkinan Homo erectus ini bisa membuat peralatan dari batu dan menyalakan api, namun kemampuan berbahasanya buruk.
Menurut Smithsonian Natuonal Museom of Natural History, hominid ini hidup sekitar 1,89 juta - 143.000 tahun yang lalu.
Baca Juga : Ternyata Ada Paus Purba yang Memakan Jenis Paus Lainnya, lo!
Tempat Tinggal Homo erectus
Nah, di tahun 2018 lalu, ada penemuan fosil Homo erectus di Filipina dan Tiongkok, teman-teman.
Meski Homo erectus diperkirakan berevolusi di Afrika, fosil hominid ini pertama kali ditemukan di Indonesia, lo. Tepatnya di Pulau Jawa, tahun 1891.
Penemunya adalah Eugene Dubois, teman-teman. Karena ditemukan di Jawa, Homo Erectus juga dikenal dengan nama Java Man.
Setelah itu, fosil Homo erectus juga ditemukan di Tiongok, Afrika, dan wilayah Kaukasia.
Kenapa Homo erectus tersebar di mana-mana, ya?
Awalnya mereka ada di Afrika. Kemungkinan, penyebaran Homo erectus ini disebabkan karena perluasan wilayah padang rumput di tempat lain.
Perluasan padang rumput ini dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Meluasnya area ini juga menambah habitat hewan pemakan rumput, yang menjadi sumber makanan bagi Homo erectus.
Oiya, penyebaran ini adalah pertama kalinya bagi hominid pergi ke luar Benua Afrika, lo. Mereka sudah menjelajah jauh sebelum manusia menjelajah.
Baca Juga : Tanaman Purba Berusia Puluhan Ribu Tahun Hidup Lagi, Apa Penyebabnya?
Kepintaran Homo erectus
Menurut peneliti, Homo erectus ini lebih pintar dibandingkan hominid yang lainnya.
Mereka adalah spesies pertama yang menggunakan api. Kemungkinan lain adalah mereka spesies pertama yang mengumpulkan makanan dan berburu.
Homo erectus membuat peralatan dari batu berupa kapak genggam. Kapak genggam ini dikenal dengan nama Acheulean.
Karena awalnya hanya ditemukan di Jawa, manusia purba ini dianggap tidak bisa melintasi perairan.
Namun penemuan di Filipina membuat sebuah kemungkinan kalau Homo erectus ini kemungkinan juga memiliki teknologi untuk melintasi laut.
Kepunahan Homo erectus
Diperkirakan, sebagian besar Homo erectus sudah punah saat manusia modern atau Homo sapiens muncul.
Namun ada yang mengatakan manusia purba ini masih hidup di awal-awal masa manusia modern.
Baca Juga : Sebelum Dipenuhi Es, Antartika Dihuni oleh Kadal Purba Berukuran Besar
Di tahun 2018 lalu, ada sebuah penelitian yang mengungkapkan kalau Homo erectus mengalami kepunahan akibat rasa malas mereka.
Arkeolog dari Australian National University menemukannya setelah mempelajari ribuan fosil di Semenanjung Arab, tahun 2014.
Menurut peneliti, rantai makanan mereka terputus pada 100.000 - 500.000 tahun yang lalu. Kemungkinan, mereka juga malas beradaptasi dengan lingkungannya.
Para arkeolog ini mengatakan kalau Homo erectus kurang melakukan usaha untuk mencari persediaan bahan makanan atau membuat alat.
Mereka tinggal di dekat tempat yang tersedia batu dan air. Namun batunya ini berkualitas rendah.
Ini berbeda dengan hominid Neanderthal dan Homo Sapiens awal yang mendaki gunung untuk mencari batu yang kualitasnya baik untuk membuat alat.
Menurut peneliti, kepunahan mereka dipicu oleh lingkungan terus berubah, namun Homo erectus di sana tidak berkembang.
Baca Juga : Manusia Purba Juga Bawa Kotak Makan Seperti Kita
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | National Geographic,Smithsonian National Museum of Natural History |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR