Dara Tilu adalah teman kita asal Sumba. Ia tinggal di Kampung Wainyapu, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Sehari-hari usai sekolah, Dara Tilu mendapat tugas dari orangtuanya untuk merawat kuda.
Kuda yang Berharga
Di Pulau Sumba, kuda adalah hewan peliharaan yang sangat berharga. Di tanah yang gersang, terpencil, dan berhawa panas ini, kuda ibarat sebuah kendaraan. Kuda menjadi sarana transportasi penting untuk mengangkut barang dan pergi ke ladang. Maka tak heran, kalau hampir setiap keluarga berada di Sumba memelihara satu atau dua ekor kuda sebagai hewan tunggangan.
Tugas memelihara dan merawat kuda, biasanya diserahkan kepada anak laki-laki. Bagi anak laki-laki, tugas merawat sangat mudah. Seperti cerita teman kita Dara Tilu, pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, Dara Tilu akan menganjak kuda ke sungai untuk dimandikan.
Baca ini juga, yuk: Anak-anak penjaga mangrove di Teluk Kiluan, Lampung
Kuda perlu dimandikan supaya badannya bersih sehingga tidak dikerubungi lalat. Kalau tidak dimandikan, kuda akan dikerubungi lalat, sehingga kuda gelisah dan sibuk mengusir lalat dengan mengibas-ngibaskan ekornya.
Usai memandikan kuda, Dara Tilu akan menambatkan kuda di bawah pohon yang rindang dan memberinya rumput yang cukup.
Sore hari sepulang sekolah, Dara Tilu akan mengajak kudanya jalan-jalan sambil digembalakan di padang rumput. Menjelang senja, ia akan mengajak kudanya pulang kendang untuk beristirahat.
Sahabat
Bagi anak-anak Sumba, kuda adalah sahabat. Sebagai sahabat, kuda selalu siap mengantarkan anak Sumba ke ladang untuk membantu orang tua mengangkut hasil kebun, seperti jagung, jambu mete, dan lainnya. Sebagai sahabat, kuda juga mengajarkan anak-anak Sumba menjadi anak yang pemberani dan tidak cengeng.
Sebaliknya, bagi anak-anak Sumba, kuda juga dianggap teman bermain. Sebagai teman bermain, anak Sumba mengajarkan kuda peliharaannya berlatih mengikuti pasola.
Pasola merupakan tradisi perang adat yang dilakukan dengan mengendarai kuda. Acara yang diadakan setiap tahun pada bulan Februari atau Maret ini sudah terkenal di dunia.
Cerita Dara Tilu, untuk melatih kuda agar bisa mengikuti pasola, kuda harus terbiasa dengan perintah tertentu. Misalnya, perintah berlari cepat, jalan pelan-pelan, berhenti, berputar, mundur, dan lainnya. Selain itu, kuda juga harus sering digembalakan bersama agar mereka terbiasa berkumpul dengan kuda-kuda lainnya.
Baca ini juga, yuk: Anak Tambora Sahabat Alam
Meskipun kehidupan sehari-hari anak-anak Sumba berbeda dengan kita, mereka adalah teman-teman kita. Keseharian mereka yang berbeda dengan kita menjadi bukti keragaman bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, berbagai budaya, dan berbagai kebiasaan dan gaya hidup.
Gaya hidup dan keseharian anak-anak Sumba adalah bentuk adaptasi dengan alam dan lingkungan. Tanpa adaptasi dengan alam dan lingkungan sekitar, kita tidak mungkin bisa bertahan.
Dengan mengetahui kehidupan sehari-hari teman-teman kita dari berbagai pelosok, kita jadi tahu bahwa #Berbeda itu Seru.
Kita, sebagai generasi masa depan Indonesia percaya, bahwa #Berteman dalam Keragaman itu akan selalu ada di dalam hati setiap anak-anak Indonesia, karena #Berbeda Bukan Masalah.
Foto-foto: Ricky Martin | Bobo.ID
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR