“Belajar menabung, ya!” pesan Emak sambil membagikan uang dan celengan berbentuk kelinci. “Wah, lucu sekali!” sorak Upik sambil mengangkat celengannya.
“Kalau celenganku penuh, aku ingin membeli sepeda baru,” kata Bobo. Coreng tak mau kalah. “Aku ingin membeli alat-alat gambar!”
“Hei, ada tukang es krim. Beli, yuk!” ajak Upik. “Lo, uangnya kan sudah dimasukkan celengan?” tanya Coreng. Tiba-tiba Upik berlari ke dalam rumah.
“Sluuurp, enak, deh!” Upik menjilati es krimnya. “Kamu dapat uang dari mana, Pik?” tanya Bobo heran. Upik tertawa. “Ada, deh!”
“Wah, celengannya sudah berat! Ayo kita pecahkan!” seru Bobo. Seluruh anggota keluarga kelinci berkumpul. Anak-anak membawa celengan mereka.
Pyar! Ketiga celengan kelinci hancur. “Lo, kok celengan Upik kosong?” tanya Emak heran. Padahal setiap hari Emak melihat Upik memasukkan uangnya.
Emak mulai curiga. “Ayo kita susun celengan Upik!” Oooh, ternyata ada lubang besar di bawahnya. “Mmm... Mungkin dimakan tikus!” kata Upik sambil menunduk. Hihi... Upik ada-ada saja!
Sumber: Arsip Bobo, Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR