Di sebuah negeri yang sangat jauh, hiduplah dua gadis kakak beradik. Si Bungsu sangat cantik, secantik sekuntum bunga. Ia juga berhati baik. Kakaknya, si Sulung, tidak cantik, tapi dia punya banyak sekali baju indah. Ia tidak pernah bekerja. Ia selalu menyuruh adiknya mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Bungsu tidak punya baju bagus. Kadang-kadang ia hanya punya sedikit makanan. Setiap hari Bungsu harus ke padang rumput menggembalakan kambing. Tak peduli hujan atau panas ia terus merawat kambing-kambingnya. Pada suatu hari Bungsu pergi ke ladang untuk menggembalakan kambing-kambing.
"Aku bisa minum air sungai," katanya.
"Tapi aku tidak bisa makan daun seperti kambing. Kalau saja aku punya sesuatu untuk dimakan!"
Mendengar itu, kambing kecil berwarna putih berkata, "Aku akan membantumu. Ayo ikut aku."
Bungsu terkejut. Tapi ia terus saja ikut kambing kecil melewati hutan menuju ke sebuah rumah kecil. Di dalam rumah itu terdapat banyak sekali makanan lezat. Juga berbagai macam minuman segar.
"Masuk saja," kata kambing.
"Makan dan minumlah apa saja yang kamu suka."
Dengan lahap Bungsu menyantap makanan itu. Lalu ia mengikuti kambing kecil kembali ke padang.
Seterusnya, setiap hari kambing kecil mengajak Bungsu ke rumah kecil di dalam hutan. Bungsu tumbuh menjadi gadis cantik yang sehat. Si Sulung menjadi curiga.
"Pasti ada orang yang memberinya makanan," pikir Sulung iri. "Aku harus tahu siapa itu!"
Diam-diam Sulung mengikuti Bungsu ke hutan. Ia melihat kambing kecil berbicara pada Bungsu. Lalu mereka pergi ke rumah kecil di dalam hutan. Sulung ikut masuk ke dalam rumah kecil itu. Dan ia melihat Bungsu sedang makan.
Ketika Bungsu kembali ke rumah, Sulung berkata, "Kambingmu itu kambing ajaib. Aku akan membawanya pergi."
"Oh, tidak, jangan!" seru Bungsu panik.
Malamnya, kambing ajaib itu berkata, "Aku akan membawamu ke tempat yang aman. Lompatlah ke punggungku."
Bungsu segera melompat ke punggung kambing kecil. Dan kambing itu membawanya pergi berlari jauh ke dalam hutan. Malam itu angjn bertiup sangat kencang. Si Bungsu mulai kedinginan. Kambing ajaib itu membuatkannya mantel hangat dari daun-daunan hijau.
"Mulai sekarang, kau kupanggil si Mantel Hijau," ujar kambing kecil.
Mereka lalu melanjutkan.perjalanan dan tiba di sebuah rumah besar.
"Itu rumah raja," kata kambing, "Masuk ke sana dan mintalah pekerjaan."
Si Bungsu masuk ke dapur. "Siapa kamu?" tanya Ibu Dayang.
"Ibu boleh memanggilku Mantel Hijau," kata Bungsu. "Aku mau mencari pekerjaan."
"Kamu bisa bekerja di dapur," kata Ibu Dayang. "Raja akan mengadakan pesta. Kita akan sangat sibuk di dapur."
"Apa di sini ada tempat untuk kambing kecilku?"
"Ya, ada tempat di kandang," jawab ibu dayang.
Saat itu raja memang sedang mengadakan pesta besar. Ia sedang mencari gadis untuk dijadikan permaisuri.
Kata kambing ajaib pada Mantel Hijau, "Kamu juga harus pergi ke pesta."
"Tapi aku tidak punya baju pesta," kata Mantel Hijau.
Kambing ajaib lalu menjahit beberapa lembar daun menjadi gaun pesta yang indah. Mantel Hijau pun pergi ke pesta. Di ruangan pesta, tidak ada seorang gadis pun yang lebih cantik darinya.
Raja tertarik dan bertanya, "Siapa namamu?" tanya Raja. Tapi Mantel Hijau tidak menjawab. Setelah pesta, ia kembali ke dapur. Raja ingin bertemu lagi dengan Mantel Hijau. Ia terus mencari dan mencari, namun tidak bisa menemukannya.
Suatu hari di dalam kebun, Raja melihat kambing kecil sedang makan daun-daunan.
"Oh, Raja," kata kambing kecil. Gadis yang Tuan cari ada di dapur." Mendengar itu, Raja menjadi gembira dan segera berlari ke dapur. Di sana ada Mantel Hijau. Raja menghampirinya,
"Maukah kau menjadi istriku?" tanya Raja.
"Ya, asal kambing putihku juga bisa terus bersamaku."
Raja tertawa. "Aku akan membangun kandang yang terbagus untuknya. Sebab ia membantuku menemukanmu," ujar Raja.
Sumber: Arsip Bobo. Diceritakan kembali dari The Green Coat
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR