Bobo.id - Tanaman ini nama Latinnya Tillandsia usneoides, tapi di Indonesia dikenal dengan nama janggut dewa, janggut firaun, janggut nabi, atau janggut musa.
Janggut Panjang
Bentuk tanaman janggut dewa ini memang seperti janggut atau benang kusut yang menjuntai ke bawah. Panjangnya bisa mencapai 6 meter.
Di negara Inggris, tempat pertama orang menemukan tanaman ini, janggut dewa disebut spanish mass, yang artinya lumut spanyol.
Meskipun begitu, janggut dewa tidak termasuk keluarga lumut. Ia termasuk keluarga bromelia. Jadi tanaman ini masih bersaudara dengan nenas.
BACA JUGA: Pohon Saputangan, Pucuknya Dikira Bunga
Menyerap Air Hujan
Di habitat aslinya, tanaman janggut dewa merambat dan menempel di pohon. Tetapi tanaman ini bukan benalu.
Jadi ia tidak mengisap nutrisi dari tanaman tempatnya menempel. Pohon itu ia gunakan hanya sebagai tempat untuk berpegangan saja.
Tanaman dewa janggut tidak perlu media tanam untuk hidup. Seperti tanah, arang, sabut kelapa dan lain-lain.
Tanaman ini bisa tumbuh subur hanya digeletakkan atau digantung saja di suatu tempat. Hujan, kabut, sinar matahari, dan debu yang terbawa oleh udara menjadi nutrisi untuknya.
Permukaan tanaman ini ditutupi dengan sisik abu-abu kecil. Sisik-sisik itu bisa memerangkap air. Kemudian air ini diserap.
Tanaman janggut dewa mampu menyerap dan menampung air lebih banyak dari yang dibutuhkan. Kelebihan air digunakan saat musim kering.
Ketika janggut dewa memiliki cukup air, warnanya putih kehijauan. Warnanya akan berubah jadi abu-abu, saat kandungan air sudah berkurang.
BACA JUGA: Pohon Dewandaru, Pohon Pembawa Pesan Para Dewa
Benihnya Berbulu
Tanaman janggut dewa memiliki biji yang dilengkapi dengan bulu seperti biji bunga dandelion.
Hal ini memungkinkan biji-biji itu melayang di udara sampai mereka mendarat di tempat yang tepat untuk tumbuh. Itulah salah satu cara tanaman janggut dewa berkembang biak.
Cara lain adalah dengan memindahkan potongan tanaman ini.
Burung menjadi salah satu binatang yang ikut mengembangbiakan tanaman janggut dewa.
Banyak burung menggunakan potongan tanaman janggut dewa untuk membuat sarangnya.
Ketika sarang sudah digunakan dan ditinggalkan oleh burung, potongan janggut dewa akan tumbuh menjadi tanaman baru.
BACA JUGA: Pohon Loa atau Lo, Buahnya Bergantung di Dahan
Foto: Creative Commons
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR