Bobo.id - Ada berbagai macam jenis rambut manusia.
Mulai dari lurus, bergelombang, ikal, hingga keriting.
Pernahkan teman-teman melihat rambut gimbal?
Rambut gimbal adalah beberapa helai rambut yang berkumpul menjadi satu dan tidak dapat disisir.
Rambut gimbal ini bisa terbentuk dengan sendirinya karena terlalu lama tidak disisir.
Akan tetapi bisa juga dibentuk secara sengaja dengan menggabungkan beberapa helai rambut.
Sejatinya, rambut tidak bisa langsung terbentuk menjadi gimbal.
Namun di Dieng dan beberapa wilayah sekitarnya, banyak anak-anak yang secara tiba-tiba mempunyai rambut gimbal.
Baca Juga : Cerita tentang Laut dan Umat Hindu, Dua Hal yang Tidak Terpisahkan
Rambut ini ternyata tidak bisa sembarangan dipotong, lo, teman-teman.
Anak-anak Dataran Tinggi Dieng ini harus memiliki keinginan untuk dipotong rambutnya.
Jika tidak, rambut gimbal itu akan tumbuh lagi.
Oh iya, akan-anak tersebut akan mengungkapkan permintaannya pada orangtuanya sebelum rambut gimbalnya dipotong.
Upacara adat ini disebut ruwatan.
Ruwatan dilakukan saat pemotongan rambut gimbal ini. Proses upacaranya juga panjang, lo.
Sebelum ruwatan, harus disiapkan berbagai peralatan.
Seperti bunga, kelapa muda hijau, dan kelapa muda kuning untuk keperluan upacara.
Tujuannya adalah agar acara berlangsung dengan lancar bagi semua yang mengikuti upacara.
Sebelum acara ruwatan dimulai, anak-anak berambut gimbal akan dimandikan.
Mereka akan mandi menggunakan air yang diambil dari tujuh sumur yang ada di Dieng.
Baca Juga : Sudah Pernah Rasakan Sensasi Unik dan Khas Saat Makan Brem Madiun?
Selanjutnya, mereka diarak atau dibawa berkeliling menuju tempat ruwatan berlangsung, yaitu di Candi Arjuna.
Sesampainya di Candi Arjuna, rambut gimbal tersebut akan mulai dipotong.
Kira-kira rambut gimbal yang sudah dipotong tersebut diapakan, ya?
Ternyata rambut gimbalnya akan dilarung atau dihanyutkan di Telaga Balekambang.
Selain di Dataran Tinggi Dieng, anak-anak berambut gimbal ini juga bisa kita temui di berbagai tempat lain.
Di antaranya di lereng Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prahu, dan Gunung Rogojembangan.
Apa, yang menjadi penyebab teman-teman kita di sana bisa mempunyai rambut gimbal, ya?
Masyarakat Dieng ternyata punya kepercayaan, nih.
Anak-anak yang berambut gimbal tersebut merupakan keturunan dari Kyai Kolo Dete dan istrinya, Nini Roro Rence.
Baca Juga : Di Balik Upacara Ngaben yang Dilakukan oleh Umat Hindu di Bali
Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence datang ke Dieng dan ditugaskan untuk membawa kesejahteraan bagi penduduk di sana.
Tanda kesejahteraan masyarakat Dieng ditandai dengan adanya anak-anak berambut gimbal.
Maka sejak saat itulah, anak-anak berambut gimbal menjadi simbol kesejahteraan di Dieng, nih, teman-teman.
Oh iya, upacara pemotongan rambut gimbal ini rutin dilakukan setiap tahun pada saat bulan Suro atau tahun baru Islam, lo.
Selain itu, ritual ini juga dilaksanakan setiap bulan Agustus.
Source | : | Kompas.com,bbc.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR