Bobo.id - Tahun ini, hujan meteor Orionid akan mencapai puncaknya pada tanggal 21 - 22 Oktober 2018.
Wah, apa kita bisa melihatnya? Menurut ahli meteor NASA, Bill Cooke, fenomena ini seharusnya bisa terlihat dari Bumi, teman-teman.
Partikel ini berasal dari komet Halley.
Apa kalian pernah mendengarnya? Komet Halley adalah komet yang melewati Bumi setiap 75 - 76 tahun sekali.
Nah, saat komet ini melewati Matahari, ia meninggalkan puing-puing komet di belakangnya.
Setiap beberapa waktu tertentu, Bumi yang mengorbit pada Matahari akan berpapasan dengan puing-puing komet ini.
Puing-puing komet Halley ini bisa terlihat dua tahun sekali, teman-teman.
Baca Juga : Sering Melintasi Bumi, Ini Dia Beberapa Komet yang Paling Terkenal
Yaitu pada bulan Mei saat fenomena Eta Aquarids, dan hujan meteor Orionid pada bulan Oktober dan November.
Kenapa namanya hujan meteor Orionid? Apa ada hubungannya dengan rasi bintang Orion?
Yap, hujan meteor ini diberi nama Orionid karena mereka tampak terpancar di dekat konstelasi Orion.
Menurut Bill Cooke, di tanggal 15 dan 29 Oktober, hujan meteor ini juga akan terlihat, lo.
Asalkan pandangan kita tidak terhalang cahaya dari bulan.
Pada saat hujan meteor ini, ada 20 - 30 meteor per-jam yang terlihat.
Namun pada puncaknya, bisa sampai 80 meteor yang terlihat, nih.
Baca Juga : Ini yang Terjadi di Ruang Angkasa Saat Kita Melihat Hujan Meteor
Hujan meteor Orionid ini bisa dilihat dari seluruh belahan dunia, teman-teman.
Caranya, kita harus mencari rasi bintang Orion terlebih dahulu, hujan meteor Orionid berada di sebelah sebelah kiri, di dekat pedang Orion.
Namun Bill Cooke berpesan untuk tidak melihat terlalu dekat dengan rasi bintang Orion, karena biasanya cahaya terangnya pendek.
Oya, menurutnya, waktu terbaik untuk melihat hujan Orionid adalah pukul 2 pagi, teman-teman.
Kita bisa bersiap-siap pukul 1.30 dan mulai mencari dan menyiapkan mata kita untuk melihat ke langit yang gelap selama 20 menit.
Baca Juga : Tanggal 12 – 13 Agustus Akan Jadi Puncak Hujan Meteor Perseid
Pemandangan ini bisa kita lihat dengan mata telanjang, lo, teman-teman.
Kita tidak memerlukan lensa binokuler atau teleskop karena alat-alat ini didesain untuk mengamati benda langit yang diam.
Namun, ini akan tergantung pada polusi cahaya di langit dan pengaruh cahaya bulan.
Kecepatan hujan meteor ini mencapai 238.000 kilometer/jam, lo. Cepat sekali!
Saat bergesekan dengan atmosfer Bumi, meteor ini akan menciptakan jejak terang yang kita kenal dengan bintang jatuh.
Baca Juga : Keren! Meteorit Kristal Ini Berusia Lebih Tua daripada Tata Surya
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR