Bobo.id - Arkeolog baru saja menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi berhala atau patung dewa, nih, teman-teman.
Mereka menemukannya di bawah sebuah benteng kuno di Peru.
19 patung yang ditemukan ini terbuat dari kayu hitam dan beberapa di antaranya mengenakan topeng dari tanah liat.
Patung-patung ini tersusun rapi berjajar di dalam ceruk pada dinding ruangan ini, teman-teman.
Penemuan ini disebut misterius karena ditemukan di reruntuhan kebudayaan Chimu, yang beribukota di Chan Chan, Peru.
Tempat ini memang masih menyimpan banyak rahasia di dalamnya, teman-teman.
Baca Juga : Di Peru, Alpaca Dibuatkan Hari Nasional, Apa Keistimewaan Alpaca?
Para arkeolog memperkirakan usia patung-patung ini sekitar 800 tahun.
Kemungkinan, patung-patung ini adalah simbol penjaga atau pelindung di sana.
Setiap dari patung ini punya karakter bentuknya masing-masing, lo.
Mereka membawa tongkat yang ada benda melingkar di belakangnya. Kemungkinan ini adalah simbol perisai.
Baca Juga : Patung GWK Diresmikan, Tingginya Melebihi Patung Liberty di Amerika
Lorong tempat ditemukannya patung ini kemungkinan mengarah pada sebuah halaman upacara di Utzh An.
Dinding luar dari lorong ini dihiasi sebuah mural atau lukisan dinding dari lumpur.
Ada motif gelombang, jaring ikan, dan gulungan-gulungan.
Menurut arkeolog, patung ini bisa jadi sudah ada sejak zaman pertengahan Chan Chan, sekitar tahun 1100 - 1300 Sebelum Masehi, membuatnya jadi patung tertua yang ditemukan di sana.
Baca Juga : Belajar Sejarah Sambil Memecahkan Misteri di Taman Batu Cipari
Di dalam kota kuno Chan Chan sendiri, ada 10.000 bangunan kuno dari tanah liat, lo, teman-teman!
Kota ini dikuasai Kekaisaran Inca sekitar tahun 900 - 1470 Masehi.
Chan chan sudah terdaftar dalam warisan budaya dunia UNESCO, teman-teman.
Wah, kira-kira di masa depan ilmuwan akan menemukan bukti sejarah masa lalu apa lagi, ya?
Baca Juga : Ratusan Koin Tiongkok Kuno Ini Ditemukan dalam Guci di Jawa Tengah
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR