Rio kambing mengernyitkan dahinya. “Itu aneh!” kata Rio. “Namaku malah sangat pendek dan biasa. Rio. Aku pikir, itu nama yang tidak keren dan aku malu punya nama itu!”
“Rio? Wah, kupikir itu nama yang bagus. Di ujung namaku juga ada ‘rio’!” kata Maharaja Agung Putra Ksatrio dengan sungguh-sungguh. “Andai saja aku dipanggil dengan nama itu…”
Mendengar kata-kata Maharaja Agung Putra Ksatrio, Rio tiba-tiba mendapat ide.
“Bagaimana kalau kita bertukar nama?” seru Rio semangat. “Kamu bisa memakai nama Rio yang sederhana. Dan aku memakai nama Maharaja Agung Putra Ksatrio yang panjang dan mewah!”
Baca Juga : Bagaimana Jadinya, ya, Kalau Kucing Purba Mengalami Sakit Gigi?
“Oooh, aku boleh memakai namamu? Terimakasih… “ seru anak lelaki itu. Ia pun berlari ke sekolahnya dengan gembira, karena kini ia memiliki nama Rio. Ia yakin, anak-anak di sekolah kaki gunung pasti mau berteman dengannya kalau ia bernama Rio.
Sementara itu, Rio kambing kini bernama Maharaja Agung Putra Ksatrio. Ia tak sabar untuk bertemu Bibin, si kambing kecil cantik. Maharaja Agung Putra Ksatrio berlari di lembah, mendekati Bibin yang sedang merumput.
“Selamat pagi… Perkenalkan, namaku Maharaja Agung Putra Ksatrio,” katanya sambil menundukkan kepalanya dengan sopan. “Bolehkan aku menemanimu bermain di padang rumput? Hari ini sangat cerah. Matahari pun bersinar hangat,” ujarnya.
Bibin sangat senang melihat Maharaja Agung Putra Ksatrio. Sebetulnya, ia sudah lama juga ingin berkenalan dengan kambing kecil jantan yang lucu itu. Bibin melompat-lompat gembira dan berlari ke sisi Maharaja Agung Putra Ksatrio.
Baca Juga : Membuat Pizza dengan Ilmu Fisika Bisa Membuat Rasanya Sempurna, lo!
“Tentu saja aku senang bermain denganmu. Aku tidak punya teman di padang rumput ini. Namaku Bibin…,” kata Bibin. Ia menatap Maharaja Agung Putra Ksatrio dengan ragu, lalu berkata lagi, “Mmm… tapi, aku punya satu permintaan untukmu…”
“Permintaan apa?” tanya Maharaja Agung Putra Ksatrio cemas.
“Maharaja Agung Putra Ksatrio adalah nama yang panjang dan sangat mewah, ya… Bolehkah aku memanggilmu dengan nama Rio saja, supaya lebih pendek?”
Maharaja Agung Putra Ksatrio terdiam. Ia lalu mengangguk malu-malu. Ia tak peduli lagi siapa namanya. Yang penting, kini ia punya teman bermain di padang rumput.
Cerita: Arsip Majalah Bobo. Ilustrasi: Hanif
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR