Sejarah Patekoan, Tradisi Menyajikan Teh Gratis Sebanyak 8 Teko

By Tyas Wening, Selasa, 8 Januari 2019 | 11:25 WIB
Tradisi Patekoan, minum teh gratis di Glodok, Jakarta Barat (KOMPAS.com/Rima Wahyuningrum)

Kapiten Gan Gjie dan istrinya ini adalah orang-orang yang dihormati oleh penduduk sekitarnya karena terkenal sangat dermawan, nih.

Selain itu, Kapiten Gan Djie juga menjadi orang yang dipercaya oleh Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC untuk memimpin dan menyelesaikan masalah yang ada di Glodok.

Patekoan bermula dari keinginan Kapiten Gan Djie untuk membantu masyarakat yang setiap harinya lewat di depan rumahnya, mulai dari pedagang hingga kuli panggul.

Nyai Gan Djie lalu menyarankan kepada suaminya untuk menyajikan teh, nih, teman-teman. Itu karena, menurutnya, teh mempunyai banyak manfaat, seperti menyembuhkan berbagai penyakit.

Baca Juga : Macam-macam Es Krim dari Berbagai Negara, Sudah Pernah Mencobanya?

Lalu kenapa ada 8 teko yang disajikan setiap harinya?

Hal ini karena menurut kepercayaan filosofi Tiongkok, angka 8 adalah angka keberuntungan karena angka 8 adalah angka yang tidak pernah putus, nih.

Karena itulah pasangan suami istri ini kemudian menyajikan 8 teko teh setiap harinya tanpa putus, lo, teman-teman.