Ternyata teh gratis yang disajikan oleh pasangan suami-istri ini membuat penduduk sekitar sering minum dan istirahat di tempat itu, sampai tempat tersebut disebut Jalan Patekoan.
Nah, saat ini tradisi Patekoan diteruskan oleh Pantjoran Tea House, dengan menyajikan 8 teko teh tawar setiap harinya.
Tradisi ini kembali dihidupkan untuk mengembalikan rasa solidaritas dan kekeluargaan yang pernah dimunculkan oeh Kapten Gan Djie dan Nyai Gan Djie.
Selain itu, disediakan juga 16 buah gelas yang bisa digunakan oleh masyarakat yang ingin menikmati teh tersebut.
Baca Juga : Mirip Masakan Padang, Inilah Nasi Kapau, Makanan Khas Sumatra Barat
O iya, tidak perlu khawatir gelas yang akan teman-teman gunakan tidak bersih, karena gelas yang disediakan dipastikan selalu bersih dengan selalu dicuci oleh para petugas Pantjoran Tea House.
Teman-teman yang ingin mencoba teh gratis dalam tradisi Patekoan ini bisa menikmati teh ini mulai jam 7 pagi sampai jam 7 malam.