Di atas rak di dekat tempat tidur, kau akan menemukan kedua apel itu. Apel Tertawa dan Apel Menangis. Jika kau bisa mengambilnya, maka semuanya beres. Jika tidak berhasil, kau ada dalam masalah besar!”
Gembala itu lalu memberikan Pangeran Bahrom sehelai kulit domba utuh. Pangeran segera memakainya dan merangkak di antara domba-domba. Ia berhasil masuk ke halaman istana tanpa ketahuan.
Ketika malam tiba dan semua orang tertidur, Pangeran Bahrom keluar dari kulit domba. Ia merayap hati-hati dan ke lantai pertama. Ia lalu masuk ke ruangan yang ditunjukkan oleh si gembala. Di situ, ada seorang Putri Daria yang sangat cantik sedang tidur nyenyak. Ia adalah Putri Daria, putri tunggal sultan pemilik istana itu.
Baca Juga : Dongeng Anak: Raja Pohon Maple
Putri Daria memiliki rambut keemasan. Pangeran Bahrom takjub melihatnya. Dan pada saat itu, Apel Tertawa yang berada di rak dekat tempat tidur, mulai tertawa. Apel menangis pun mulai menangis.
Pangeran Bahrom sangat terkejut. Ia buru-buru keluar kamar, menutup pintu, berlari kembali ke domba. Keributan kedua apel itu membangunkan Putri Daria. Namun, ia tak melihat ada orang di kamarnya.
“Kalian jangan ribut, ya!” tegurnya pada kedua apelnya. Ia lalu tidur lagi.
Setelah beberapa saat, Putri Daria tertidur sekali lagi. Pangeran Bahrom masuk lagi dan melangkah ke rak tempat kedua apel itu. Namun, kedua apel itu mulai bersuara. Yang satu tertawa dan yang satu menangis. Seperti sebelumnya, Pangeran Bahrom buru-buru keluar kamar.
"Kalian nakal, membangunkan aku terus! Sekali lagi kalian ribut, aku cubit, ya... ” omel Putri Daria pada kedua apelnya. Ia lalu berbaring tidur lagi.
Baca Juga : Dongeng Anak: Putri dari Hutan Bambu