Suka Sarapan Bubur Ayam? Cari Tahu Kisah Asal-Usul Bubur, yuk!

By Avisena Ashari, Selasa, 5 Maret 2019 | 13:21 WIB
Bubur ayam cirebon (KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA )

Bobo.id - Bubur ayam adalah menu sarapan kesukaan banyak orang. Apakah kamu salah satunya?

Bubur yang terbuat dari nasi ini banyak dikonsumsi oleh penduduk di Asia, teman-teman.

Bubur dikenal sebagai makanan sehat dari Asia, lo. Kebanyakan makanan yang populer di Asia, berasal dari Tiongkok.

Di Tiongkok, beras yang dimasak perlahan dengan air disebut dengan congee. Cari tahu sejarah bubur, yuk!

Sejarah Bubur Sebelum Masehi

Catatan sejarah terawal dari bubur ini sudah ada sejak sebelum masehi, lo.

Konon, bubur sudah ada sejak zaman Kaisar Kuning berkuasa. Kaisar Kuning ini adalah Kaisar Xuanyuan Huangdi.

Dikisahkan, pada tahun 238 sebelum masehi, terjadi musim paceklik atau kekurangan bahan makanan. Paceklik ini disebabkan oleh kemarau yang berkepanjangan.

Baca Juga : Sarang Burung Walet Dijadikan Bahan Sup di Tiongkok, Kenapa, ya?

Sang Kaisar pun memikirkan cara untuk mengolah makanan menjadi banyak.

Nah, saat Kaisar makan, beliau menuangkan sup panas ke atas nasi. Ini membuat nasi mengembang seperti bubur, teman-teman.

Kaisar pun meminta juru masak untuk memasak beras sampai menjadi bubur. Sehingga ada lebih banyak makanan untuk rakyatnya.

Makanan yang Sehat

Kemudian, ada juga kisah dokter Chun Yuyi yang merawat penyakit kaisar Qi dengan menyajikan bubur.

Kemudian, bubur mulai disajikan sebagai menu sarapan orang yang sedag sakit.

Bubur dianggap menjadi makanan sehat sejak tahun 219 dalam buku pengobatan tradisional Tiongkok, lo.

Selain itu, karena tekstur bubur yang lembut, makanan ini mulai sering dijadikan makanan pedamping susu untuk adik bayi yang sudah boleh makan nasi.

Baca Juga : Bukan Hanya Manis, Kue Keranjang di Tiongkok Juga Dimasak Dengan Lauk

Seiring berajalannya waktu, bubur mulai disajikan menjadi menu sarapan di rumah-rumah di Tiongkok. Begitupun juga negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.

Bubur ayam memiliki kalori yang rendah, yaitu sekitar 138 dalam satu porsi.

Namun, bubur yang diberi tambahan seperti ayam, telur, kacang-kacangan dan yang lainnya mengandung 290 kalori.

Ini lebih rendah kalau dibandingkan dengan nasi putih tanpa lauk yang mengandung 242 kalori.

Bagian dari Perayaan Bodhi Day

Setiap tahun, penduduk Tiongkok merayakan festival Bodhi Day.

Ini adalah hari di mana Buddha atau Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan saat duduk di bawah pohon Bodhi.

Dikisahkan, Siddhartha Gautama mendapatkan kekuatan kembali setelah bermeditasi dalam waktu yang lama.

Nah, pada sekitar abad ke-6, Dinasi Qing yang dipimpin Kaisar Kangxi menambahkan bagian perayaan ini. Yaitu memasak congee dalam jumlah besar, teman-teman.

Baca Juga : Jeruk Tangan Buddha, Bentuknya Seperti Jemari Tangan

Bahan-bahan yang disiapkan selain beras ada banyak, misalnya mentega, daging, kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah kering.

Bahan tersebut dimasak menjadi enam periuk. Periuk pertama adalah persembahan untuk Buddha, kemudian periuk kedua untuk Kaisar dan penasihat kerajaan.

Periuk ketiga untuk para keluarga kerajaan, periuk keempat untuk pekerja di kerajaan dan di provinsi, periuk kelima untuk pada biksu, dan yang keenam digunakan untuk amal.

Itulah serba-serbi tentang bubur dari Tiongkok. Selain bubur ayam, ada bubur lain di Indonesia, lo!

Baca Juga : Selain Bubur Ayam, Indonesia Juga Punya 9 Bubur Ini, lo!

Lihat video ini juga, yuk!