Jane Goodall, Pembawa Pesan Cinta pada Alam, Begini Kisah Hidupnya

By Marisa Febrilian, Jumat, 8 Maret 2019 | 13:01 WIB
Sejak kecil Jane Goodall, Sudah Memimpikan Afrika! ()

Mereka justru malah menertawakan cita-cita Ibu Jane. Tetapi ia tetap semangat meraih cita-citanya.

Baca Juga : Koko, Gorila Pintar yang Bisa Bahasa Isyarat Mati dalam Usia 46 Tahun

Setelah lulus sekolah, ia giat mencari kerja untuk mengumpulkan uang agar bisa pergi ke Afrika.

Dan pada bulan Maret 1957, ia pergi meninggalkan Ingris menuju Afrika. Setelah melalui perjalanan panjang, ia sampai di Afrika pada bulan April tepat saat ia berulang tahun ke 23 tahun.

Bertualang di Afrika

Berkat keinginan kuatnya, ia berhasil menjadi asisten seorang arkeolog, Pak Louis Leakey. Ia mulai diikutsertakan dalam kegiatan penggalian fosil.

Sampai akhirnya, ia diberi kepercayaan untuk melakukan penelitian simpanse di wilayah konservasi simpanse di pinggir Sungai Gombe, Tanzania, Afrika.

Baca Juga : Benarkah Monyet Suka Pisang? Cari Tahu Fakta Monyet dan Pisang, yuk!

Semua perjuangannya berbuah manis, hasil pengamatannya mengenai simpanse berhasil diakui dunia. Menurutnya, tidak semua simpanse itu hewan ganas.

Dan simpanse itu bisa menggunakan alat bantu. Seperti David, salah satu simpanse yang yang dapat menggunakan batang daun untuk mengambil semut dari lubang.

Karena kerja keras yang tinggi dan kemaauan yang kuat Ibu Jean Goodall berhasil mewujudkan keinginannya.

Tahun 1977, Ibu Jane mendirikan Jean Goodall Institute, sebuah lembaga yang bergerak di bidang lingkungan. Hebat!

Ada satu pesan cintanya yang ia sampaikan untuk manusia di Bumi :

"Jika kita semua menyadari bahwa manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang memiliki karakter, bukan satu-satunya makhluk yang dapat merasakan bahagia, sedih, dan putus asa, juga bukan satu-satunya makhluk yang mengalami penderitaan, maka kita tidak akan menjadi manusia egois."

Yuk, kita saling menghargai dan memahami. Agar semua makhluk di Bumi bahagia.