Sebenarnya, festival ini diadakan bagi para pedagang untuk mempertontonkan hewan ternak yang mereka jual, mulai dari kambing, domba, sapi, kuda, sampai unta.
Namun selain menjual hewan ternak, festival ini juga menjadi perayaan budaya dan tradisi setempat, lo.
Ketika festival ini berlangsung, baik unta maupun pengunjung akan memakai pakaian tradisional dan ikut dalam berbagai kompetisi yang diadakan, serta menari dengan diiringi musik yang meriah.
Baca Juga: Dibuat Berabad-Abad Lalu, Apakah Kincir Angin di Belanda Masih Digunakan?
Monkey Buffet Festival
Meskipun banyak monyet yang berkeliaran di sekitar kuli Phra Prang Sam Yot di Lopburi, Thailang, pengunjung tidak boleh memberikan makanan kepada monyet-monyet itu, lo.
Namun setiap hari Minggu terakhir di bulan November, monyet-monyet di kuil ini mendapatkan makanan yang berlimpah, nih, teman-teman.
Pada hari itu, ada menara dari buah-buahan yang khusus ditujukan untuk monyet yang biasa berada di sekitar kuil Phra Prang Sam Yot.
Makanan ini diberikan untuk monyet-monyet di kuil ini sebagai bentuk penghormatan yang sudah berlangsung sejak sekitar 2.000 tahun lalu, lo.
Baca Juga: Melestarikan Bahasa Daerah, Budaya Indonesia yang Hampir Punah
Sejarah tradisi ini bermula dari legenda raja monyet, yaitu Hanoman yang menyelamatkan Sita, istri dewa Rama
Nah, tradisi tahunan untuk menyediakan makanan bagi monyet-monyet di sekitar kuil ini menjadi salah satu cara mereka menghargai monyet di sana.