Mercy merasa mendapat semangat baru, walaupun bekalnya habis. Kini ia hanya memiliki sebotol air minum.
Namun di tengah perjalanan, ia bertemu dengan sepasang kakek-nenek. Si kakek sangat kehausan dan si nenek kedinginan.
Mercy kembali menjadi iba. Ia memberikan air minumnya pada kakek itu dan memberikan mantelnya pada si nenek."Kakekmu tentu bahagia memiliki cucu sebaik engkau. Lanjutkanlah perjalananmu. Kau pasti menemukan mawar kehidupan itu...." ujar si kakek, setelah Mercy menceritakan tujuan perjalanannya.
Baca Juga: Benarkah Matahari Lebih Besar saat Terbit dan Terbenam daripada saat di Atas Kepala?
Mercy kembali melanjutkan perjalanannya. Akhirnya, ia tiba di tepi sungai. Di seberangnya ada sekuntum mawar yang memancarkan sinar keemasan."Oh, itu pasti mawar kehidupan! Sinarnya indah sekali..."Mercy mencoba menyeberangi sungai. Tapi, tubuhnya sudah sangat lemah. Akhirnya arus deras sungai menyeretnya. Mercy tak ingat apa-apa lagi.
Ketika Mercy terbangun, ia berada di kamar yang sangat indah.
Baca Juga: Kisah Suku Terakhir yang Berburu dengan Elang di Mongolia, Pernah Tahu?