Konon, nenek moyang nyamuk Aedes aegypti awalnya tinggal di hutan Sahara di Afrika, dan mereka hanya menggigit hewan liar.
Akan tetapi, saudara nyamuk Aedes aegypti yang berwarna cokelat muda, yaitu nyamuk Aedes aegypti lebih suka berkembang biak di dalam kendi air dan kebanyakan mereka menggigit manusia.
Penelitian dari Carolyn S McBride dari The Rockefeller University, New York, pada jurnal Nature (2014) menyebutkan bahwa jenis nyamuk itu lebih menyukai manusia.
Penelitian lain menjelaskan bahwa nyamuk pada umumnya bisa mencari makhluk hidup di sekitarnya melalui jejak karbon dioksida yang dikeluarkan lewat napas.