Viral di Internet, Ini Kisah Dingo, Anjing yang Tidak Menggonggong dan Dianggap Suci di Cerita Rakyat Suku Moni Papua

By Avisena Ashari, Minggu, 2 Agustus 2020 | 20:00 WIB
Anjing bernyanyi Papua yang didokumentasikan tim Balai Taman Nasional Lorentz tahun 2013 (Dok Balai TN Lorentz via Kompas.com)

Suara lolongan anjing ini terdengar seperti sedang bernyanyi. Maka dari itu ia disebut sebagai anjing bernyanyi, teman-teman.

Suara lolongannya sering terdengar saat bulan purnama. Anjing itu sangat sensitif dengan cahaya bulan, teman-teman.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Lorentz, Bapak Anis Acha Sokoy, belum ada kajian khusus tentang anjing itu, misalnya mengenai informasi genetik atau jumlah populasinya.

Anjing yang Dianggap Suci dalam Cerita Rakyat

Dalam wawancara dengan Kompas.com, salah satu tokoh adat Suku Moni, Bapak Maximus Tipagau, anjing Dingo dianggap sakral oleh Suku Moni. Bahkan, anjing Dingo ini dianggap sebagai nenek moyang.

Habitat anjing itu ada di wilayah puncak Cartensz. Di sana, ia hidup bersahabat dengan penduduk sekitar, khususnya orang Moni, Tipagau, Kobogau, Senamba, dan lain-lain.

Oleh masyarakat Suku Moni, cerita rakyat tentang Dingo masih dikisahkan turun-temurun secara lisan.

Dalam cerita rakyat Suku Moni, Dingo dianggap sebagai hewan yang memiliki kekuatan mistis dan dapat mengendalikan cuaca.

Cerita itu juga mengisahkan bahwa Dingo diyakini bisa berubah menjadi manusia dan menjadi kanibal. Konon, ia berubah menjadi manusia pada malam hari dan bisa memakan orang yang dianggap musuh.

Baca Juga: Papeda Hingga Puding Sagu, Inilah Beragam Makanan Khas Papua , Pernah Coba?