Bobo.id – Beberapa waktu lalu, ada jenis anjing dari Papua yang ramai dibicarakan di internet, teman-teman.
Anjing ini terkenal karena disebut sebagai anjing bernyanyi yang tidak bisa menggonggong.
Dalam bahasa Inggris, anjing ini dikenal dengan sebutan Papuan Singing Dong atau New Guinea Singing Dong.
Bersumber dari Kompas.com, Suku Moni di Papua menyebut anjing ini Dingo.
Uniknya, anjing ini masih belum diteliti secara mendalam, namun sudah dikenal selama ribuan tahun dalam cerita rakyat Suku Moni. Bahkan, anjing ini juga dianggap suci.
Yuk, kita cari tahu tentang anjing ini.
Anjing Dingo yang Tidak Menggonggong
Anjing dari Papua ini memiliki ciri fisik yang mirip serigala dan rubah, bulunya juga tebal.
Berdasar keterangan dari Peneliti Balai Arkeologi Papua, Bapak Hari Suroto dalam artikel di Kompas.com, ahli menganggap anjing Papuan Singing Dog sebagai anjing paling primitif yang diperkenalkan pada penduduk dataran tinggi Papua sejak ribuan tahun lalu.
Beliau menyebutkan bahwa anjing itu jenisnya istimewa, Canis familiaris hallstromi.
Anjing Dingo ini hanya bisa dijumpai di dataran tinggi dengan ketinggian 3.352 – 4.267 mdpl.
Anjing ini tidak bisa menggongong. Ia mengeluarkan suara seperti lolongan serigala.
Baca Juga: Tidak Berwarna Cerah, Burung Nuri dari Papua Ini Justru Warnanya Hitam dan Disebut Drakula
Suara lolongan anjing ini terdengar seperti sedang bernyanyi. Maka dari itu ia disebut sebagai anjing bernyanyi, teman-teman.
Suara lolongannya sering terdengar saat bulan purnama. Anjing itu sangat sensitif dengan cahaya bulan, teman-teman.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Lorentz, Bapak Anis Acha Sokoy, belum ada kajian khusus tentang anjing itu, misalnya mengenai informasi genetik atau jumlah populasinya.
Anjing yang Dianggap Suci dalam Cerita Rakyat
Dalam wawancara dengan Kompas.com, salah satu tokoh adat Suku Moni, Bapak Maximus Tipagau, anjing Dingo dianggap sakral oleh Suku Moni. Bahkan, anjing Dingo ini dianggap sebagai nenek moyang.
Habitat anjing itu ada di wilayah puncak Cartensz. Di sana, ia hidup bersahabat dengan penduduk sekitar, khususnya orang Moni, Tipagau, Kobogau, Senamba, dan lain-lain.
Oleh masyarakat Suku Moni, cerita rakyat tentang Dingo masih dikisahkan turun-temurun secara lisan.
Dalam cerita rakyat Suku Moni, Dingo dianggap sebagai hewan yang memiliki kekuatan mistis dan dapat mengendalikan cuaca.
Cerita itu juga mengisahkan bahwa Dingo diyakini bisa berubah menjadi manusia dan menjadi kanibal. Konon, ia berubah menjadi manusia pada malam hari dan bisa memakan orang yang dianggap musuh.
Baca Juga: Papeda Hingga Puding Sagu, Inilah Beragam Makanan Khas Papua , Pernah Coba?
Namun, dalam marga Suku Moni, anjing itu dianggap berbagi kasih dengan mereka. Anjing itu datang untuk meminta makanan dan bisa hidup berdampingan dengan penduduk.
Menurut Bapak Maximus, anjing Dingo yang minta makan juga mau diberi makan berupa umbi-umbian.
Wah, semoga segera ada penelitian mendalam tentang anjing ini supaya kita bisa lebih mengenalnya dan cerita rakyat tentang Dingo tetap dikisahkan sampai ke generasi-generasi berikutnya.
Baca Juga: Bukan Hanya Honai, Ada Juga Rumah Adat Papua Lainnya! Ketahui 3 Rumah Adat di Papua
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com