Dikabarkan Tak Lagi Layani Kereta Jarak Jauh, Ini Kiprah Stasiun Gambir dalam Dunia Kereta Api di Indonesia

By Sarah Nafisah, Rabu, 8 Juni 2022 | 12:40 WIB
Sejarah berdirinya Stasiun Gambir di Jakarta. (Creative Commons)

Barulah pada tahun 1913 pemerintah mengambil alih jalur kereta api Jakarta - Bogor milik NISM.

Staatsspoorwegen akhirnya mulai memperbaiki kondisi perkeretaapian di Jakarta secara menyeluruh.

Salah satu agendanya adalah membangun jalur ganda dan membuat jalur kereta api layang yang menanjak dari Gondangdia melewati Weltevreden, melintas Sawah Besar jalur kereta api turun kembali.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Pemesanan Tiket Kereta Api Wajib Menggunakan NIK, Ini Penjelasan PT KAI

Karena keberadaan jalur layang inilah diperlukan adanya stasiun baru di Weltevreden.

Stasiun baru akan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu operasional Stasiun Weltevreden selama tahap pembangunan.

Keseluruhan rencana itu disampaikan oleh kepala insinyur, Koc H dalam sambutannya tanggal 4 Agustus 1917.

Sayang, usulan pembangunan jalur kereta api layang yang disampaikan Koc H tidak terlaksana.

Sebagai gantinya, Stasiun Weltevreden diperbesar dan dirancang memiliki halaman depan yang lebih luas.

Pada tahun 1937, nama Stasiun Weltevreden diganti menjadi Stasiun Batavia Koningsplein.

Saat itu juga stasiun  Batavia Koningsplein sudah mernjadi stasiun tersibuk di Hindia Belanda. Hampir seluruh kereta jarak jauh utama dan semua kereta ke Bogor singgah di stasiun ini.

Stasiun Batavia Koningsplein dikenal pula dengan Stasiun Gambir.