Risiko sering menunda makan selanjutnya adalah membuat tubuh kita mudah lelah saat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Tahukah teman-teman? Tubuh kita akan terus membakar kalori dan menguraikan zat gizi sekalipun saat kita sedang istirahat, lo.
Nah, persediaan energi dan zat gizi ini berasal dari makanan yang kita makan setiap harinya.
Saat kita menunda makan, tubuh akan menghemat kalori yang tersisa agar bisa terus menjalankan fungsi dasar seperti pernapasan dan detak jantung.
Kondisi ini lama-kelamaan bisa membuat kita cepat lelah, lo.
3. Lebih Gampang Sakit
Selain mudah lelah, kebiasaan menunda makan ini juga bisa berisiko untuk lebih mudah terserang penyakit.
Baca Juga: Hati-Hati! Kebiasaan Makan dan Minum Sambil Berdiri Bisa Timbulkan Dampak Buruk Ini
Sebab, tubuh tidak memperoleh zat gizi yang cukup untuk mendukung fungsi sistem imun dalam melawan infeksi.
Dampaknya, teman-teman mungkin perlu waktu lebih lama untuk sembuh dari penyakit ringan seperti pilek.
Kondisi ini bahkan bisa lebih berat pada orang-orang sejak awal sudah memiliki sistem imun yang lemah.
4. Menambah Berat Badan
Bagi orang yang ingin menurunkan berat badannya, menganggap melewatkan waktu makan adalah pilihan terbaik.
Namun, kebiasaan ini justru bisa membuat berat badan kita meningkat dari waktu ke waktu, teman-teman.
Ini berkaitan dengan munculnya rasa lapar akibat menunda lapar.
Ada kemungkinan kita akan makan lebih banyak sehingga asupan kalori dan lemak menjadi lebih besar dari biasanya.
Jika sudah begini, tentu kenaikan berat badan tak bisa terhindarkan dan bisa menyebabkan obesitas.
Baca Juga: Jangan Berlebihan atau Segera Hindari, 5 Jenis Makanan Ini Tidak Baik untuk Jantung
5. Meningkatkan Risiko Diabetes
Dampak negatif memiliki kebiasaan sering menunda makan yang terakhir adalah bisa meningkatkan risiko diabetes.
Ada sebuah penelitian yang menunjukkan hubungan antara kebiasaan menunda makan dan risiko diabetes.
Selama delapan minggu, para peserta penelitian melewatkan dua kali waktu makan dan hanya mendapatkan semua asupan kalori dari satu kali makan besar.
Hasilnya, kadar gula darah peserta ternyata melonjak dan respons tubuh terhadap hormon insulin pun mengalami perubahan.