Model pembelajaran ini diketahui diciptakan oleh Valentin Hauy, yang merupakan guru penyandang tunanetra pertama.
Tujuannya agar para siswa tunanetra dapat membaca suatu kalimat dengan mengenali huruf timbul lewat sentuhan.
Sayangnya, hasil dari penggunaan sistem pembelajaran ini tidak terlalu baik karena hanya 3-4 siswa tunanetra yang bisa membaca dan menulis.
Penemuan Huruf Braille
Di Institution Royale de Jeunes Aveugles, Louis Braille adalah siswa yang pintar baik dalam pelajaran maupun keterampilan.
Hingga akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1828, Louis Braille resmi menjadi re'pe'titeur atau guru magang di sekolah itu.
Penemuan huruf Braille awalnya berawal dari kunjungan Charles Barbier untuk mendemonstrasikan tentang sistem kode.
Sistem kode itu digunakan oleh tentara untuk mengirim pesan satu sama lain dalam kegelapan total melalui sistem titik-titik.
Para tunanetra bisa mengikuti demonstrasi itu dan tidak dapat dipungkiri, sistem itu disebut lebih mudah dipahami daripada sistem terdahulu.
Sayangnya, sistem itu disebut masih terlalu rumit untuk dipahami bagi para siswa karena memang bukan didesain untuk mereka.
Louis yang saat itu masih berusia 12 tahun sangat tertarik dengan sistem Barbier sehingga ia berusaha untuk meningkatkan sistemnya.
Baca Juga: Wah, Ada Lego yang Dirancang untuk Para Penyandang Tunanetra!