Igloo, Rumah Orang Inuit

By willa widiana, Jumat, 3 Februari 2017 | 02:45 WIB
Igloo, Rumah Orang Inuit (willa widiana)

Rumah merupakan tempat kita berlindung dari panas dan dingin. Biasanya, kita mendirikan rumah dari kayu, bambu, batu-bata dan semen. Berbeda dengan kita, orang yang tinggal di daerah Tundra (daerah dingin) mendirikan rumah dari es. Rumah tersebut dinamai igloo.

Berbahan Es

Untuk membuat igloo, diperlukan balok es yang keras dan kering. Balok es tersebut akan disusun menyerupai kubah. Balok es berukuran besar ditempatkan di bawah, sedangkan balok es yang kecil ditempatkan di atas.

Meski tidak menggunakan semen, bangunan ini cukup kuat, lo. Bahkan, bagian atasnya bisa menahan berat orang dewasa.

Setiap keluarga memiliki igloo. Tetapi, jika di lingkungan itu ada banyak keluarga, maka igloo mereka biasanya dihubungkan dengan terowongan.

Hangat

Meskipun terbuat dari es, tapi igloo cukup ampuh menahan udara dingin dari luar. Selain menahan dingin, bagian dalam bangunan ini juga bisa menahan panas hingga 50 derajat.

Saat panasnya tertahan, bagian dalam Igloo akan sedikit meleleh. Tetapi, lelehan itu akan mengeras kembali saat penghuninya keluar. Nah, lelehan yang membeku itulah yang membuat Igloo semakin kuat, meski tanpa semen.

Orang Inuit dan Eskimo

Igloo biasanya didirikan oleh orang Inuit dan Suku Eskimo. Meski sama-sama membuat rumah es, ada perbedaan antara kedua orang itu.

Orang Inuit biasanya berada di daerah Kanada dan menggunakan bahasa Inuktitut. Orang Inuit juga ada yang tinggal di daerah Greenland. Tetapi, mereka menamai diri mereka “Greenlanders” atau “Kalaallit”.

Berbeda dengan orang Inuit, orang Eskimo tinggal di daerah Alaska (barat laut Kanada). Mereka menggunakan bahasa Yupik. Menurut ahli bahasa, kata “eskimo” berasal dari bahasa Ojibwa.

Kotak Fakta

Cuaca di daerah Tundra sangat dingin. Jadi, selain mendirikan Igloo, orang Inuit dan Eskimo juga membuat pakaian dari kulit. Biasanya, mereka menggunakan kulit rusa atau anjing laut.

O ya, cuaca yang dingin membuat mereka kesulitan bertani. Jadi, mereka lebih banyak mengonsumsi daging dan ikan. Hal itu akan membuat tubuh mereka tetap hangat.

Saat musim panas tiba, mereka akan mendirikan rumah kulit dan tinggal di sana selama musim panas.

Foto: Creative Commons