Hoyak Tabuik, Tradisi Unik di Pariaman

By Sigit Wahyu, Kamis, 9 Februari 2017 | 08:45 WIB
Hoyak Tabuik diadakan pada bulan Muharram. (Sigit Wahyu)

Dram… tam…tam. Dram… tam..tam.  Bunyi  gendang tasa dan dol ditabuh berdentam-dentam. Puluhan ribu orang  berduyun-duyun  mengiringi arak-arakan Tabuik menuju pantai Gondoriah hingga matahari terbenam.  Tabuik merupakan tradisi memperingati guugurnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein dalam perang Karbala.

Tabuik

Tabuik atau tabut merupakan salah satu acara adat terbesar di Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat. Acara ini diadakan setiap tahun pada  bulan Muharram. 

Tabuik (dalam bahasa Minang) atau tabut (bahasa Indonesia) menurut kamus merupakan arak-arakan  untuk memperingati terbunuhnya Hasan dan Husen (cucu Nabi Muhammad).

Yang disebut tabuik dalam acara ini merupakan bangunan menara  dari  bambu  yang dihiasai kertas warna-warni. Tabuik ini melambangkan tandu  jenazah yang diusung oleh makluk surga, yaitu bouraq yang digambarkan kuda bersayap, berbadan tegap, dan berkepala  manusia (wanita cantik). Menara tabuik terlihat sangat indah dengan bunga-bunga kertas raksasa di atasnya.

Sejak  1824

Di Pariaman, tradisi Tabuik sudah dimulai sejak tahun 1824. Kala itu, Tabuik diadakan oleh para pedagang Islam dari Bengkulu, Aceh,  juga dari India dan Arab.  Menurut sejarah, acara Tabuik merupakan tradisi memperingati dan meratapi  gugurnya Hasan dan Husein dalam perang di padang Karbala (sekarang Irak). Di Indonesia, selain di Pariaman, tradisi mengenang peristiwa gugurnya  cucu nabi Muhammad  ini juga diadakan di Bengkulu. Sekarang, acara Tabuik sudah menjadi kegiatan pariwisata.

Dihoyak

Dihoyak alam bahasa Minang artinya digoyang-goyang. Rangkaian adat Tabuik di Pariaman diawali dengan upacara mengambil  atau ma-ambiak tanah yang dilakukan pada tanggal 1 Muharram.  Setelah itu dilanjutkan acara menebang atau manabeh batang pisang. Kemudian mengarak  atau ma-arak jari-jari , mengarak sorban atau ma-arak saroban,  tabuik naik pangkat atau menyusun rangkaian menara tabuik, dan puncaknya adalah menggoyang atau ma-hoyak tabuik sambil diarak  menuju pantai  Gondoriah.

Menjelang waktu magrib, acara tabuik  harus sudah selesai. Tabuik berharga ratusan juta pun dirobohkan dan dibuang ke laut.

Tahukah kamu?

Apakah di daerahmu ada tradisi yang berhubungan dengan agama? Coba kamu sebutkan atau kamu ceritakan dalam rubrik "Kirimanku"

 Foto-foto: Ricky Martin.