Apakah kamu tahu dengan Danau Kelimutu atau yang biasa disebut Danau Tiga Warna? Ternyata… ada cerita di balik keindahan Danau Tiga Warna itu.
Gunung Kelimutu
Danau Tiga Warna terletak di Gunung Kelimutu. Tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kalimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Sesuai namanya, gunung ini mempunyai tiga buah danau kawah dengan warna air yang berbeda-beda.
Gunung Kelimutu mempunyai arti “Gunung Mendidih”. Arti itu diambil dari kata keli yang artinya gunung dan mutu yang artinya mendidih. Menurut legenda masyarakat sekitar, danau tersebut merupakan tempat angker.
Danau Kawah
Setiap danau kawah mempunyai nama dan arti masing-masing, lo. Danau berwarna biru bernama Tiwu Ata Bupu yang berarti danau orangtua. Danau berwarna merah bernama Tiwu Ata Polo yang berarti danau sihir. Sedangkan danau berwarna hijau bernama Tiwu Nuwa Muri Kou Fai yang berarti danau muda-mudi.
Legenda Kelimutu
Kenapa dinamakan seperti itu? Nah, ada cerita di balik nama dan keindahannya itu. Konon, pada zaman dulu, di puncak Gunung Kelimutu hidup Konde Ratu beserta rakyatnya. Di antara rakyatnya itu, ada dua orang yang bisa menggunakan sihir. Mereka adalah, Ata Bupu dan Ata Polo. Keduanya bersahabat dan tunduk kepada Konde Ratu.
Akan tetapi, mereka punya kebiasaan yang berbeda. Ata Bupu misalnya, ia adalah orang yang baik dan suka melindungi orang lain, sedangkan Ata Polo, sahabatnya, dianggap penyihir jahat karena suka memakan manusia.
Suatu hari, datang sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) kepada Ata Bupu. Mereka berdua meminta Ata Bupu untuk melindungi mereka, dikarenakan kedua orangtuanya telah meninggal.
Ata Bupu setuju untuk melindungi mereka berdua, tetapi dengan syarat mereka berdua tidak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu agar tidak menjadi mangsa Ata Polo.
Suatu hari, Ata Polo datang ke rumah Ata Bupu dan mengetahui keberadaan kedua anak yatim tersebut. Ata Polo sempat akan memangsa anak yatim itu, namun Ata Bupu berhasil mencegahnya. Ya, Ata Bupu meminta Ata Polo untuk menunggu hingga kedua anak yatim itu tumbuh dewasa.