Salah satu makanan lokal Bali yang enak di lidah adalah sate lilit. Makanan khas Bali ini mampu membuat wisatawan betah karena rasanya yang lezat dan proses pembuatannya yang unik.
Terbuat dari Ikan dan Rempah
Sate lilit khas Bali terbuat dari ikan laut. Biasanya, ikan yang digunakan adalah ikan tuna, kakap, atau ikan tenggiri. Beberapa bumbu yang digunakan untuk membuat sate ini, seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, daun jeruk, kencur, kunyit, jahe, cabai merah, dan serai. Citarasa pedas dan bumbu rempahnya membuat sate ini mudah diterima oleh lidah masyarakat atau para pelancong yang berkunjung ke Bali.
Tusuk Sate dari Batang Serai
Jika sate biasa berupa daging yang dipotong kecil-kecil lalu ditusuk pada sebuah tusuk sate yang kecil. Sementara sate lilit berupa gumpalan adonan yang disematkan pada sebatang tusuk sate yang terlihat lebih besar dari tusuk sate biasa. Salah satu hal yang unik dari Sate Lilit Bali adalah tusuk sate yang terbuat dari batang serai. Selain nampak lebih cantik, aroma serai juga memperkuat cita rasa sate lilit. Adonan ikan harus benar-benar dililitkan ke batang serai agar teksturnya bagus dan tidak mudah lepas dari tusukannya. Setelah dililitkan, sate dibakar di atas bara api hingga matang sambil sesekali diolesi santan kental. Terbayang ya kelezatannya!
Rendah Kolesterol
Banyak orang yang takut makan sate karena terbuat dari daging yang tinggi kolesterol. Jangan khawatir! Sate lilit merupakan makanan khas Bali yang rendah kolesterol karena menggunakan ikan laut. Nah, ini kandungan gizi setiap dua tusuk sate lilit Bali:
energi : 92 kal
lemak : 3,2 gram
kolesterol : 13, 2 mg
sodium : 134,6 mg
Harganya Murah
Di Bali, misalnya di Ubud, sate ini dijual dengan harga yang relatif murah, yaitu Rp.1000 – Rp 3.000 per tusuknya. Rata-rata rumah makan yang menjual makanan khas Bali, pasti menyediakan sate lilit. Selain itu, sate lilit juga biasa dijual di pinggir jalan, tetapi biasanya menggunakan tusuk sate yang terbuat dari bambu. Apabila menikmatinya di rumah makan, sate lilit biasanya disajikan dengan nasi putih, sayur serombotan, sambal, dan semangkuk sup bakso ikan.
Upacara Adat
Sate lilit mempunyai keterkaitan yang erat dengan hampir semua bentuk upacara adat dan keagamaan di Bali. Sate lilit biasa digunakan dalam upacara adat Netonan atau kalau orang Jawa Wetonan, Galungan, Kuningan dan beberapa upacara lain termasuk piodalan sebuah pura.
Simbol Pemersatu
Sate lilit mengandung makna budaya yang diwariskan oleh para leluhur kepada masyarakat Bali. Kata “lilit” diambil dari kata kilit atau ikat yang maksudnya adalah “pemersatu”. Menu tradisional ini sudah ada dari dahulu kala. Para leluhur masyarakat Bali menggunakannya untuk simbol pemersatu masyarakat Bali yang tidak bisa dipisahkan oleh siapapun.