Polusi Cahaya dan Akibatnya

By Iveta Rahmalia, Senin, 21 Agustus 2017 | 08:00 WIB
Polusi Cahaya dan Akibatnya (Iveta Rahmalia)

Sejak ditemukannya lampu pijar pertama oleh Thomas Alva Edison, keadaan saat malam hari jadi terang dan nyaman. Sayangnya, ratusan tahun kemudian, cahaya berubah menjadi polusi. Yap, cahaya yang berpijar berlebihan dan mengganggu bisa menjadi polusi cahaya.

Cahaya di Perkotaan

Polusi cahaya kebanyakan berasal dari perkotaan atau kawasan industri. Itu karena, di perkotaan banyak terdapat cahaya dari papan iklan, kantor, pabrik, lampu jalan, stadion, dan sebagainya. Cahaya yang dihasilkan itu menjadi terlalu terang dan dapat mengganggu alam, bahkan manusia itu sendiri.

Akibatnya Terhadap Hewan

Polusi cahaya bisa membuat burung-burung berkicau di malam hari, karena cahaya lampu yang mirip dengan keadaan di pagi hari. Polusi cahaya juga membuat migrasi burung terganggu. Burung-burung yang ingin bermigrasi atau pindah tempat jadi takut, karena cahaya yang terlalu terang.

Cahaya dari lampu penerangan jalan membuat penyu-penyu yang baru menetas di pasir pantai,  bingung menentukan arah untuk pergi ke laut. Biasanya, penyu-penyu itu mengikuti pantulan cahaya di gelombang laut. Namun, karena pantulan cahayanya banyak, penyu-penyu itu bisa kehilangan arah untuk sampai.

Akibatnya Terhadap Manusia

Cahaya juga membuat bintang-bintang di angkasa sulit terlihat. Bintang-bintang di angkasa akan terlihat lebih jelas di pedesaan atau daerah yang tidak terlalu banyak cahaya dibandingkan di perkotaan. Karena terlalu banyak cahaya yang menutupi langit malam, ilmuwan jadi sulit melihat bintang di angkasa.

Polusi memang bukan hanya menyerang udara dan air. Cahaya yang berlebihan juga bisa menjadi polusi. Yuk, kita gunakan cahaya seperlunya!

Foto: Creative Commons