Fenomena Hujan Es

By Yomi Hanna, Senin, 2 Oktober 2017 | 02:47 WIB
Ilustrasi hujan es. (Hanna Vivaldi)

Hujan terjadi karena adanya perubahan uap air yang terdapat dalam awan menjadi titik-titik air. Dalam kondisi normal, gumpalan awan berubah menjadi titik-titik air hujan. Namun pada kondisi tertentu, proses turunnya hujan dapat terjadi secara tidak normal.

Penyebab Terjadinya Hujan Es

Gumpalan awan yang berisi uap air tadi tidak terurai sempurna. Sehingga ketika hujan, yang turun berupa butiran-butiran menyerupai kristal es. Hal ini dikarenakan turunnya suhu udara secara drastis dan tiba-tiba.

Hujan es biasanya terjadi pada masa pancaroba, masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau. Karena pada masa tersebut, kondisi cuaca bisa berubah-ubah tidak menentu.

Akibat Hujan Es

Karena bentuknya kristal dan lebih berat dari tetesan air, maka kecepatannya untuk sampai ke permukaan tanah menjadi lebih cepat.  Butiran atau bongkahan es yang jatuh tadi dapat merusak rumah, kendaraan, dan tanaman di lahan pertanian. Tergantung dari ukuran butiran es yang jatuh.

Kondisi yang paling berbahaya jika hujan es turun adalah pada lahan pertanian. Hujan es mengandung sifat asam yang tinggi dan dapat meracuni tanaman. Ini dapat menyebabkan tanaman menjadi rusak.

Jika waktu turunnya hujan es ini cuma sebentar, tanaman yang terkena hujan es tadi cukup disemprotkan dengan air bersih. Tujuannya untuk mengurangi pengaruh sifat asam hujan es pada tanaman.

Berbahaya bagi Kesehatan

Meskipun hujan es yang turun hanya sebesar kerikil, sebaiknya kita berlindung dari hujan es dan tidak keluar rumah. Karena uap es yang turun itu mengandung polusi dan kuman yang tidak terlihat. Ini berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.

Bencana hujan es terbesar terjadi di Bangladesh pada tahun 1982. Bongkahan es yang turun waktu itu mencapai 2 kg.