Dari Gedongpitu, Menjadi Gedongsongo

By willa widiana, Senin, 13 Maret 2017 | 09:57 WIB
Salah satu bangunan Candi Gedongsongo. (willa widiana)

Jika berkunjung ke Semarang, sempatkan diri untuk mengunjungi Candi Gedongsongo. Bangunan  peninggalan zaman dulu ini terletak di puncak Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah.

Tujuh Candi

Candi ini ditemukan oleh Sir Raffles (seorang berkebangsaan Inggris) pada tahun 1740. Saat itu, hanya tujuh candi yang ditemukan. Karena ada tujuh bangunan candi, wilayah  ini pun dinamai Gedongpitu. Kata “pitu” berasal dari bahasa jawa, artinya tujuh.

Beberapa tahun kemudian, ada arkeolog Belanda yang melakukan penelitian terhadap candi ini, mereka adalah Stein Callenfels (1908) dan Knebel (1911). Pada penelitian itu, ditemukan dua candi baru, sehingga jumlah candinya menjadi sembilan.

Nah, karena jumlah candinya bertambah, maka namanya pun diubah menjadi Gedongsongo. Dalam bahasa Jawa, kata “songo” itu artinya sembilan. Akhirnya, nama gedongsong pun digunakan hingga saat ini.

Tujuan Pembangunan Belum Diketahui

Jika dilihat dari tempat didirikannya, Candi Gedongsongo terlihat seperti tempat pemujaan. Kenapa? Karena pada zaman dahulu dataran tinggi/perbukitan dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa.

Tetapi, hingga saat ini belum ada prasasti yang membahas tentang Candi Gedongsongo. Jadi, para peneliti belum bisa memastikan tujuan dari pembangunan Candi Gedongsongo.

Konon, candi yang terletak di ketinggian 1.200 mdpl ini memiliki kesamaan dengan Candi Dieng di Wonosobo. Kira-kira, ada yang tahu apa persamaan Candi Gedongsongo dengan Candi Dieng?

Foto: perpusnas.go.id