Dadiah merupakan salah satu makanan unik khas Minangkabau. Kuliner ini mirip dengan yogurt karena sama-sama dibuat dengan fermentasi susu.
Susu Kerbau Segar
Hal yang membedakan dadiah dengan yogurt adalah dadiah hanya dibuat dari susu kerbau dan tidak bisa dengan susu lainnya. Dadiah akan semakin enak ketika dibuat dari susu kerbau yang segar. Hal ini menyebabkan proses pembuatan dadiah biasanya dimulai selepas subuh, bersamaan dengan aktivitas para peternak mulai memerah susu dari kerbau-kerbau.
Membuat Dadiah
Mula-mula, susu kerbau diperah lalu biasanya disaring terlebih dahulu, kemudian langsung ditampung dalam buluh atau ruas bambu dengan panjang sekitar 20-30 centimeter. Bambu ini kemudian ditutup dengan daun pisang atau daun waru. Bambu-bambu ini akan didiamkan dalam suhu ruang hingga 2-3 hari. Masa ini cukup untuk mengubah susu dari cair hingga mengental menjadi dadiah. Dadiah yang sudah membeku, jika dibalik tidak akan tumpah karena sudah melekat dalam bambu. Dadiah baik digunakan dalam rentang waktu paling lama satu minggu sejak susu dimasukkan ke dalam tabung bambu.
Menyajikan Dadiah
Dadiah lebih sedap jika dipadu dengan ampiang. Zaman dulu, Dadiah dimakan sebagai pengganti lauk untuk teman makan nasi di kalangan masyarakat luhak (pusat Minangkabau). Di sebagaian kalangan orang tua-tua lainnya, Dadiah dijadikan sebagai puding. Dadiah saat ini lebih dikenal sebagai menu sarapan yang dihidangkan bersama ampiang dan cairan gula merah. Bagi yang suka dengan Dadiah plain atau Dadiah yang asli, bisa langsung disantap begitu saja dengan menggunakan sendok dari tabung bambu.
Sumber: Rita A/Kompasiana.com, Indonesiakaya.com