Osi Kuda dan Oi Sapi tinggal di rumah Pak Soli, seorang prajurid. Osi adalah kuda yang selalu ditunggangi Pak Soli di saat berperang. Sementara Osi si sapi jantan bertugas membajak sawah kecil milik Pak Soli.
Suatu hari, Pak Soli mendapat kabar yang menegangkan. Perang telah pecah lagi. Banyak prajurid sudah dikirim ke medan perang. Namun, mungkin diperlukan lebih banyak lagi prajurid untuk membantu pasukan yang sudah ada di medan perang. Pak Soli termasuk prajurid yang harus siap jika dipanggil bertugas.
Mendengar berita itu, Osi kuda menjadi gelisah di kandangnya.
“Aku sudah beberapa kali menemani Pak Soli di medan perang. Suasana perang sungguh menakutkan dan berbahaya. Aku sudah tidak muda lagi. Apakah aku masih tangkas berlari jika dikejar musuh…” gumam Osi kuda khawatir.
Sementara Osi kuda merenung sedih, Oi sapi malah tersenyum-senyum senang. Ia senang jika Pak Soli berangkat ke medan perang. Jika majikannya tak ada di rumah, ia bisa tidur-tiduran santai di kandang. Oi sapi tak perlu lagi susah-susah membajak sawah kecil Pak Soli.
Oi sapi juga senang, karena jika Osi kuda pergi, maka ia hanya tinggal sendirian di kandang itu. Semua persediaan makanan di kandang itu, akan menjadi miliknya.
Selama satu minggu, Pak Soli dan Osi tak bisa tidur nyenyak. Kapan saja mereka bisa dipanggil untuk pergi ke medan perang.
Akan tetapi, di suatu pagi, Pak Soli tampak bersorak gembira. Ternyata ada berita gembira. Negara mereka menang perang. Musuh telah mundur dikalahkan. Penduduk di desa tempat Pak Soli tinggal, sangat gembira. Mereka bersiap mengadakan pesta untuk merayakan kemenangan para prajurid. Juga untuk menyambut prajurid yang akan kembali.
Untuk pesta perayaan itu, penduduk desa sepakat untuk membuat makanan mewah dan berbagai menu daging panggang. Kini, giliran Oi sapi yang tampak gelisah dan khawatir. Jangan-jangan...
(Dok. Majalah Bobo/Fabel)