Rumah Limas Sumatera Selatan

By Yomi Hanna, Senin, 20 Maret 2017 | 06:32 WIB
Rumah Limas, Rumah Adat Sumatera Selatan. (Foto: gosumatra.com) (Hanna Vivaldi)

Rumah Limas adalah rumah tradisional daerah Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Disebut rumah limas karena bentuknya yang menyerupai limas.

Tampilan Rumah Limas

Selain berbentuk limas, rumah ini juga tampak seperti rumah panggung karena memiliki tiang-tiang yang terpancang ke dalam tanah. Ini dibuat karena daerahnya yang dekat dengan perairan.

Rumah limas merupakan bangunan bertingkat dan setiap tingkatnya memiliki makna tersendiri. Tingkat-tingkat pada rumah ini disebut masyarakat sebagai bengkalis. Rumah limas sangat luas dan sering kali digunakan sebagai tempat pesta pernikahan dan acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi.

Pembuatan Rumah Limas

Rumah limas dibangun dari kayu tembesu, kayu unglen, dan kayu seru. Kayu tembesu digunakan untuk membuat dinding, lantai, dan pintu. Untuk membuat tiang rumah pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Sedangkan kayu seru digunakan untuk membuat rangka rumah. Kayu ini cukup langka dan sengaja tidak digunakan untuk membuat bagian bawah rumah. Karena dalam kebudayaan masyarakat Palembang, kayu seru dilarang untuk diinjak atau dilangkahi. Pintu dan dinding rumah limas biasanya diukir dan dibuat ornamen yang menggambarkan nilai-nilai kebudayaan Palembang.

Rumah Limas Memiliki Lima Tingkat

Rumah limas terdiri dari lima tingkat, sekaligus lima ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda. Tingkat pertama atau pagar tenggalung adalah ruangan yang tidak memiliki dinding pembatas. Ruangan ini terhampar luas seperti beranda yang digunakan untuk tempat menerima para tamu yang datang pada saat acara adat

Tingkat kedua atau Jogan merupakan tempat berkumpul khusus untuk pria. Lalu di tingkat ketiga atau kekijing ketiga, posisi lantainya lebih tinggi dan memiliki sekat. Ruangan ini digunakan sebagai tempat untuk menerima para undangan dalam suatu acara atau pesta.

Tingkat keempat dipersilakan untuk diisi oleh orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dan dihormati. Seperti tamu undangan yang berusia lebih tua, atau bisa disebut dapunto dan datuk.

Tingkat kelima atau gegajah, memiliki ruangan yang paling luas dari ruangan lainnya. Di dalamnya terdapat ruang pangkeng, amben tetuo, dan danamben keluarga. Ruang Amben tetuo digunakan untuk tempat menyambut tamu kehormatan. Selain itu digunakan menjadi tempat pelaminan pengantin dalam acara perkawinan. Dibandingkan dengan ruang lainnya, ruangan kelima ini cukup istimewa karena memiliki kedudukan privasi yang sangat tinggi.