Mengunjungi Pura Mangkunegaran

By Dewi Setyawan, Rabu, 22 Maret 2017 | 10:13 WIB
Pura Mangkunegaran (www.indonesia-tourism.com) (Dewi Setyawan)

Pura Mangkunegaran adalah istana kerajaan di Solo, selain Keraton Kasunanan. Kerajaan ini dibangun oleh Raden Mas Said (Mangkunegara I).

Perjanjian Salatiga

Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 membagi kerajaan Surakarta menjadi dua, sehingga berdirilah kekuasaan Mangkunegaran. Raden Mas Said menjadi pangeran merdeka dengan wilayah kekuasaan berstatus kadipaten (Praja Mangkunegaran). Raden Mas Said mendapatkan gelar penguasa, yaitu Adipati Mangkunegara.

Pintu Masuk

Wisatawan boleh mengunjungi istana Mangkunegaran. Setelah masuk dari pintu utama, pengunjung akan menikmati halaman yang luas. Di halaman Pura Mangkunegaran ini ada gedung kecil ala Belanda yang bertuliskan Kavalerie-Artillerie.

Untuk memasuki komplek istana ini, kita harus membayar tiket masuk. Seorang pemandu akan menjelaskan seluk beluk Pura Mangkunegaran, dimulai dari tempat ini.

Di halaman kompleks istana terdapat kolam ikan besar dengan patung di tengahnya. Di belakang kolam itu ada bangunan pendopo.

Pendopo

Pendopo adalah tempat menerima tamu. Di bagian atap pendopo ada simbol atau emblem Mangunegaran yang diukir keemasan. Pendopo Agung ini adalah pendopo terbesar di Indonesia yang luasnya sekitar 3500 meter persegi.

Empat tiang utama (soko guru) diambil dari satu pohon yang dibelah empat. Menurut kepercayaan, kalau berhasil memeluk tiang itu, keinginannya bisa terkabulkan.

Bangunan Pura Mangkunegaran ini berwarna hijau muda sebagai simbol Mangkunegaran. Di langit-langit pendopo ada delapan lukisan bermotif api sebagai lambang semangat. Tiap lukisan api ini memiliki warna dan arti yang berbeda.

Gamelan

Di pendopo terdapat tiga set gamelan tua. Gamelan pertama, sejak tahun 1850, dimainkan tiap Sabtu pagi. Gamelan kedua khusus untuk mengiringi tarian tiap Rabu. Gamelan ketiga adalah gamelan tertua di Jawa sejak tahun 1751 dari kota Demak ke Surakarta. Gamelan ini dimainkan di acara-acara khusus, seperti pernikahan atau penobatan raja.

Hiasan

Berbagai hiasan di pendopo merupakan barang-barang dari Eropa. Lampu-lampu berlapis emas di atas pendopo berasal dari Belanda pada tahun 1863. Lantai pendopo terbuat dari marmer Italia tahun 1864. Patung-patung yang menghias pendopo berasal dari Belgia, Cina, Perancis, dan negara-negara Eropa lainnya.

 

Bangunan Utama Pura Mangkunegaran

Untuk memasuki bangunan utama Pura Mangkunegaran, pengunjung harus melepaskan alas kaki dan sopan dalam berbicara. Tidak boleh berpisah dari rombongan selama berada di dalam istana, dan dilarang memotret benda-benda yang ada di dalam istana.

Di bagian depan bangunan depan, kita dapat melihat lukisan-lukisan para leluhur raja Mangkunegaran. Di dalam ruangan terdapat lemari-lemari kaca berisi barang-barang peninggalan kerajaan-kerajaan kuno dan senjata-senjata tua.

Setelah keluar dari ruangan utama, kita dapat menemukan taman dan beranda dalem (ruang keluarga).