Apa Perbedaan Nyepi di Bali dan Luar Bali?

By Putri Puspita, Senin, 27 Maret 2017 | 11:41 WIB
Nyepi di Pura Rawamangun, Jakarta. Foto: Putri Puspita | Bobo.ID (Putri Puspita)

Kalau di Bali, tak ada kendaraan yang diperkenankan keluar (kecuali mendapat izin khusus), tetapi di Jakarta hal serupa jelas tidak bisa dilakukan. Bukan hanya di Jakarta, tetapi semua daerah kecuali di Bali pun pasti memiliki peraturan tersendiri.

Catur Brata Penyepian

Pada prinsipnya, saat Nyepi, indera-indera kita diredakan. Melalui proses meredakan nafsu indera itu dapat menumbuhkan kebahagiaan yang dinamis sehingga kualitas hidup kita semakin meningkat.

Telah dirumuskan Catur Brata Penyepian, yaitu empat jalan pengendalian diri yang membantu seseorang untuk introspeksi, yaitu:

1.      Amati Geni (tidak menyalakan api termasuk memasak).

2.      Amati Karya (tidak bekerja). Hal ini berarti mengistirahatkan indera.

3.      Amati Lelungaan (tidak bepergian). Maknanya mengistirahatkan badan.

4.      Amati Lelanguan (tidak mencari hiburan).

Pengendalian Indera

Selain Catur Brata Penyepian, terdapat juga beberapa cara untuk membantu dalam mendapatkan ketenangan diri, seperti upawasa, mona, dhyana, dan arcana.

Upawasa artinya dengan niat suci melakukan puasa, tidak makan dan minum selama 24 jam agar menjadi suci. Kata upawasa dalam Bahasa Sanskerta artinya kembali suci. Mona artinya berdiam diri, tidak bicara sama sekali selama 24 jam. Dhyana, yaitu melakukan pemusatan pikiran pada nama Tuhan untuk mencapai keheningan. Arcana, yaitu melakukan persembahyangan seperti biasa di tempat suci atau tempat pemujaan keluarga di rumah.

Desa, Kala, Patra

Rangkaian Hari Raya Nyepi di luar Bali dilaksanakan berdasarkan desa, kala, patra (tempat, waktu, situasi) dengan tetap memperhatikan tujuan utama hari raya yang jatuh setahun sekali itu. Tujuan Nyepi sendiri adalah momentum untuk introspeksi diri sebelum memulai tahun yang lebih baik ke depannya.

Di daerah selain Bali, memang tidak melaksanakan Nyepi dengan serempak seperti di Bali. Namun, berbagai cara dalam menemukan keheningan diri tetap dapat dilakukan oleh pribadi masing-masing. Ada yang memilih untuk tinggal di rumah dan ada juga yang pergi ke pura untuk melaksanakannya.

Sumber: www.parisada.org