Bobo pergi ke gunung bersama Coreng dan Upik. Mereka tiba di sebuah lembah. Waah, pemandangannya bagus sekali! Coreng mempersiapkan alat lukisnya.
“Kau mau melukis apa, Reng? Melukis pemandangan, ya?” tanya Bobo. “Sekali-sekali kau melukis kami saja, Reng. Jangan pemandangan terus!” protes Upik.
Coreng berpikir sejenak, “Ide bagus juga! Baiklah aku akan melukis kalian.” “Sungguh?” tanya Bobo. “Asyik!” seru Upik gembira. Coreng kemudian mengatur posisi Upik dan Bobo.
Awalnya Bobo dan Upik masih bergaya dengan gembira. Namun, lama-lama pegal juga! “Reng, lama amat sih melukisnya? Kami capek!” keluh Upik. “Tahan sebentar. Jangan bergerak,” seru Coreng. “Sudahlah, Pik. Yang penting nanti hasilnya bagus,” hibur Bobo.
“Selesai!” kata Coreng akhirnya. “Syukurlah!” Bobo dan Upik menghela napas lega. “Aku mau lihat!” seru Upik. “Aku juga!” seru Bobo. Dengan tidak sabar, mereka melongok ke kanvas Coreng. Namun… Lihatlah apa yang dilukis Coreng. “Haaaahhh?!!” Upik terbelalak. “Padahal kita sudah bergaya sampai pegal!” omel Bobo.
Sumber: Arsip Bobo, Cerita: aLiNy Alexandra I.Y. Ilustrasi: Rudi