Kondisi lingkungan suku Tengger yang berada di kaki gunung mempengaruhi kepercayaan penduduknya terhadap makna sebuah gunung.
Wilayah Adat
Wilayah adat Suku Tengger terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Sabrang Kulon (Brang Kulon diwakili oleh Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan) dan Sabrang Wetan (Brang Wetan diwakili oleh Desa Ngandisari, Wanantara, Jetak Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo). Pembagian wilayah ini pun mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Suku Tengger.
Baca juga: Asal-usul Suku Tengger
Gunung Brahma
Suku Tengger menyebut Gunung Bromo sebagai Gunung Brahma. Bagi suku Tengger, Bromo dipercaya sebagai gunung yang suci dan dihormati.
Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka berada di dalam Gunung Bromo tersebut. Sehingga banyak dari upacara yang mereka lakukan sebagai bagian dari pemujaan nenek moyang. Biasanya upacara ini dilakukan langsung di kaki Gunung Bromo.
Tempat Suci
Gunung Bromo, tepatnya kawah Gunung Bromo sebagai tempat suci orang Suku Tengger yang digunakan sebagai persembahan hewan ternak dan hasil bumi pada upacara Kasada.
Persembahan-persembahan tersebut nantina akan di lemparkan ke kawah Gunung Bromo. Upacara tersebut dilakukan untuk menghormati anak Jaka Seger dan Rara Anteng yang bernama Raden Kusuma yang telah berkorban untuk melindungi Suku Tengger dari bencana alam dahsyat.