Upacara Kasada adalah upacara yang agama Hindu yang dilakukan oleh suku Tengger, namun tidak dilakukan oleh pemeluk agama Hindu yang lain.
Pengorbanan Suku Tengger
Upacara Kasada merupakan salah satu ritual meminta pengampunan dari Brahma. Dalam upacara ini, masyarakat Suku Tengger melakukan pengorbanan dengan membuang pengorbanannya ke kawah Gunung Tengger. Pengorbanan tersebut bisa berupa makanan, uang, dan pakaian. Pada zaman dahulu sebelum mengenal pengorbanan dalam bentuk barang, dimungkinkan orang Tengger melakukan pengorbanan dalam bentuk manusia.
Roro Anteng dan Joko Seger
Upacara Kasada erat dengan cerita Roro Anteng dan Joko Seger yang sangat ingin memiliki keturunan. Merekapun akhirnya memohon kepada Dewata agar bisa memiliki 25 orang anak. Permohonan mereka dikabulkan tetapi dengan syarat anak yang ke-25 harus dipersembahkan untuk Dewa Bromo.
Ketika dewasa, Kusuma anak dari Roro Anteng dan Joko Seger menceburkan diri ke kawah Gunung Bromo dan meminta saudara-saudaranya agar pada bulan kesepuluh tepat pada bulan purnama memberikan kurban ke kawah Gunung Bromo, upacara ini kemudian menjadi awal mula dilaksanakannya upacara Kasada.
Sesaji
Dalam Upacara Kasada, perlengkapan sesaji yang digunakan memiliki dua unsur penting yaitu kepala bungkah dan kepala gantung. Sedangkan bagi beberapa orang yang memiliki permohonan khusus disyaratkan untuk membawa ayam atau kambing sebagai persembahan.
Tiga Tempat Penting
Terdapat tiga tempat penting dalam prosesi perayaan Kasada yakni rumah dukun adat, pura Poten Luhur dan kawah Gunung Bromo. Upacara Kasada ini dilaksanakan mulai dari tengah malam hingga dini hari, untuk melaksanakan perayaan ini, dilakukan persiapan sejak pukul 00.00 yang dimulai dengan bergerak dari depan rumah dukun adat dan sampai di Pura Luhur Poten sekitar pukul 04.00.
Sebelum upacara dilaksanakan dukun pandita terlebih dahulu melakukan semeninga, yaitu persiapan untuk upacara yang bertujuan memberitahukan para Dewa bahwa ritual siap dilaksanakan. Ketika sudah sampai di Pura Luhur Poten semeninga kembali dilaksanakan. Ritual Kasada dilaksanakan dengan menempuh perjalanan dari Pura Luhur Poten menuju kawah Gunung Bromo.
Makna
Ritual Kasada dimaknai berbeda-beda oleh setiap kalangan. Pemaknaan ritual Kasada juga tergantung dari sudut pandang pemaknaannya. Ritual Kasada dimaknai sebagai peneguhan kosmologi komunitas Tengger, bahwa Gunung Bromo merupakan pusat dunia. Hal ini terungkap pada zaman dahulu pembangunan rumah maupun sanggar menghadap ke arah Gunung Bromo. Ritual Kasada juga dimaknai sebagai identitas komunitas Tengger sebagai anak keturunan Majapahit.
Pada masa sekarang yang mengikuti upacara Kasada tidak hanya suku Tengger yang beragama Hindu saja namun juga warga Tengger yang beragama Islam maupun Kristen yang sudah keluar daerah datang dan berkumpul kembali.