5 Fakta Seputar Ngaben. Ternyata Tidak Semua Tempat di Bali Melaksanakan Upacara Ini!

By Putri Puspita, Selasa, 4 April 2017 | 10:06 WIB
Foto: Ricky Martin | Bobo.ID (Putri Puspita)

Ngaben adalah salah satu tradisi Bali, yaitu pembakaran tubuh orang yang sudah meninggal. Upacara ini terkenal sebagai ciri khas Bali yang menarik bagi ribuan wisatawan untuk datang menyaksikan prosesi ini. Berikut ini fakta-fakta unik seputar upacara ngaben.

1. Jasad diarak keliling desa

Sebelum prosesi pembakaran dilaksanakan, jasad akan diletakkan dalam bade (sarana yang sengaja dibuat berbentuk seperti bale-bale). Lalu, bade tersebut akan diarak berkeliling desa, dari rumah sampai menuju kuburan. Seluruh keluarga dan warga setempat akan ikut beramai-ramai mengiringi proses ini.

2. Semua kendaraan menepi

Biasanya ketika ngaben dilaksanakan, jalanan di sekitar akan ditutup sementara, sampai iring-iringan selesai dilaksanakan. Warga setempat yang sedang mengendarai motor akan menepi sebentar membiarkan iring-iringan ini lewat. Ini adalah bentuk toleransi yang sudah melekat karena spontan dilakukan.

3. Alasan jasad dibakar

Sesampainya dikuburan akan dilanjutkan dengan rangkaian upacara, mulai dari persembahyangan sampai pembakaran. Pembakaran ini merupakan simbol mengembalikan unsur-unsur kehidupan manusia, yang dari tanah kembali ke tanah, udara kembali ke udara, dan lain sebagainya.

4. Biayanya berjuta-juta

Upacara ngaben memerlukan biaya yang tidak sedikit. Rata-rata menghabiskan 15 – 20 juta, bahkan lebih, terutama bagi mereka yang merupakan pemuka agama. Besarnya biaya yang diperlukan membuat beberapa keluarga memilih untuk melaksanakan ngaben masal, yaitu ngaben yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam periode waktu tertentu, misalnya lima tahun sekali di suatu desa.

5. Tidak semua diaben. Ada yang dikubur juga

Banyak yang mengira bahwa upacara ngaben dilaksanakn oleh seluruh masyarakat Bali. Kenyataannya, tidak semua daerah di Bali melaksanakan upacara ini, terutama mereka yang berada di daerah Bali Aga (penduduk Bali asli). Ada daerah yang hanya menguburkan jasad, ada juga yang meletakkannya di bawah pohon, seperti di Trunyan.