Senyumlah, Alien!

By Sylvana Toemon, Kamis, 22 Maret 2018 | 02:00 WIB
Senyumlah Alien (Sylvana Toemon)

Hari masih pagi. Kokok ayam  bersahut-sahutan. Udara dingin membuat Alien segan bangun, walaupun Mama berkali-kali membangunkannya.

 "Lekas bangun, Alien. Nanti kesiangan. Koh Abeng sudah menunggu nunggu kiriman taoge."

Terpaksa Alien membuka mata. Namun, rasanya tubuhnya tak mau bangkit. Hari ini sekolah libur. Alien pun bangun, bergegas cuci muka, sikat gigi, ganti pakaian, dan sarapan bubur. Lalu memasukkan kantung-kantung plastik berisi taoge ke dalam sampan kecilnya. Mama sudah memberi tanda kantung-kantung pesanan langganan dan membekali uang kecil untuk kembalian. Sebentar kemudian ia sudah mengayuh sampannya. la sangat terampil mendayung karena sudah terbiasa dengan sungai sejak kecil.

Sekali-sekali penduduk di tepi sungai berteriak, "Hoii, Alien, ke sini!" Kadang-kadang ada juga yang hanya berseru, "Taogeee! Taogeee!" Dan dengan cekatan Alien menghitung kembalian uang. Di perjalanan ia bertemu Asun yang berjualan susu kedelai.

"Beginilah nasib orang-orang miskin. Harus bekerja keras. Coba kalau aku seperti si Ling Ling. Ayahnya punya toko emas. Pastilah hari libur ia bisa bersenang- senang," pikir Alien, agak iri.

Di tempat Koh Abeng, Alien sudah ditunggu.

"Hayaa, orang mau bikin lunpia pagi-pagi taogenya lambat datang," gerutu Koh Abeng.

"Maaf, bangunnya kesiangan, Koh!" kata Alien. Koh Abeng membantunya mengangkat kantung besar berisi taoge.

"Anak gadis harus rajin. Bangun pagi-pagi, bantu Mama," nasihat Koh Abeng. "Dan muka jangan asam, nanti jauh rejeki."

"Huuh, enak saja omong. Coba kalau kamu jadi aku. Orang lain masih enak tidur di hari libur, aku harus berlelah-lelah mengayuh sampan jualan taoge," kata Alien dalam hati.

Setelah isi sampan kosong Alien pulang. Lega rasanya karena ia sudah menyelesaikan tugas. Dan Mama pasti memberinya uang. Alien akan menabung uang itu. Setibanya di rumah ternyata ada tamu. Bibi Ahoa datang. Suasana menjadi meriah.

"Bibi mau ke pasar, ke toko emas. Kamu boleh ikut. Kita cari kerincingan (gelang kaki) untuk si Aming!" kata Bibi Ahoa.

Aming adalah putra Bibi Ahoa yang baru berusia setahun. la baru belajar berjalan.

"Horee. Nanti makan pangsit di pasar, ya!" kata Alien.

Hatinya menjadi gembira. la jarang pergi ke pasar dan banyak pemandangan menarik di pasar. Bibi Ahoa dan Alien berangkat naik angkutan kota. Ramai orang di pasar. Bibi Ahoa membeli beberapa keperluan, lalu mereka pergi ke toko emas. Alien sangat terkejut. Gadis kecil berambut panjang dan berponi yang membantu papa dan mamanya di toko ternyata adalah Ling Ling.

"Kamu mau beli apa? Pilih saja!"kata Ling Ling.

"Bibiku mau beli kerincingan untuk adik kecil!" jawab Alien.

Dalam hati ia heran. Dugaannya ternyata salah. Dikiranya Ling Ling bersenang-senang di hari libur. Rupanya ia bekerja juga membantu melayani pembeli di toko orang tuanya.

"Emas atau perak?" tanya Ling Ling lagi.

 Bibi Ahoa ingin kerincingan perak, dan dengan cekatan Ling Ling mengambilnya.

"Tiap Minggu atau hari libur aku membantu Papa dan Mama," Ling Ling menjelaskan.

 

 "Dari pagi sampai jam 4. Sesudah tutup toko, baru kami pulang," Ling Ling menjelaskan.

"Kerincingan ini bagus, halus buatannya. Harganya juga dikorting karena Alien teman sekelas," kata Ling Ling. Dan ia tersenyum manis.

Akhirnya Bibi Ahoa membeli kerincingan di sana.

"Terima kasih, lain kali belanja di sini lagi, ya. Pokoknya kita kasih korting dah!" kata Ling Ling dan ia tersenyum lagi.

Kemudian Bibi Ahoa dan Alien masuk ke kedai makanan dan makan pangsit. Sambil makan Alien merenung. la hanya membantu Ibu beberapa jam berjualan taoge, tapi melakukannya dengan terpaksa dan muka asam. Ling Ling membantu orang tuanya dari pagi sampai sore dan ia melakukannya dengan tersenyum dan senang hati. Ling Ling kaya, tapi ia mau bekerja keras. Apalagi Alien, yang kehidupan ekonominya pas-pasan. Bukankah justru ia harus bekerja lebih keras?

Pulang ke rumah, Alien melihat Mama sedang menimba air di sumur untuk menyirami kacang hijau di beberapa keranjang rotan. Tanpa diminta Alien membantu menimba air dengan semangat.

"Kamu tidak capek baru pulang dari pasar?" tanya mamanya.

"Tidak, Ma," jawab Alien mantap dan ia tersenyum. Sama manisnya seperti senyum Ling Ling.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Widya Suwarna.