Cita-Citaku

By Sylvana Toemon, Minggu, 6 Mei 2018 | 10:00 WIB
Cita-Citaku (Sylvana Toemon)

"Ya, kadang-kadang," jawab Arter sambil mengelus-elus dagunya. (Padahal ia belum punya brewok. Arter memang kadang-kadang sok tua. Tetapi aku tak pernah mencelanya. Karena ia memang tiga tahun lebih tua daripada aku).

"Apa saja yang membuat kamu bingung?" tanyaku lagi.

"Ya, biasanya, sih, orang dewasa yang membuat aku bingung," jawab Arter. Hmm, ternyata yang menyebabkan aku dan Arter bingung adalah orang dewasa! Orang dewasa!! Merekalah penyebab kebingungan!!

Hei!! Tiba-tiba aku tahu apa citacitaku! Kalau sudah besar, aku ingin jadi .... Aku ingin jadi orang dewasa yang bijaksana. Orang dewasa yang tidak aneh. Orang dewasa yang tidak membuat anak-anak bingung.

Aku tidak peduli... jadi arsitek, dokter, tentara atau kapten kapal .... Semuanya sama hebatnya. Yang penting aku bijaksana, tidak aneh dan tidak membuat anak-anak bingung. Yah... itulah cita-citaku! Ah, lega aku sekarang. (Mudah-mudahan cita-citaku tidak berubah lagi).

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: V. Parengkuan.