5 Pahlawan Perempuan Hebat di Indonesia

By Petronela Putri, Jumat, 21 April 2017 | 08:20 WIB
Foto: malahayati.ac.id (Petronela Putri)

Hari ini 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari kelahiran R.A. Kartini diperingati karena beliau adalah pelopor kebangkitan kaum perempuan. Tetapi, sebenarnya ada banyak perempuan hebat di Indonesia, lo, teman-teman! Inilah beberapa di antaranya.

1. Raden Adjeng Kartini

Raden Adjeng Kartini dikenal juga dengan nama Raden Ayu Kartini, merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara, lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. R.A. Kartini merupakan pelopor kebangkitan emansipasi wanita di masanya, Kartini menguasai bahasa Belanda, sehingga sering berkirim surat kepada teman-temannya di Negeri Belanda. Selain itu, beliau juga mendirikan sekolah wanita.

2. Rohana Kudus

Rohana Kudus atau Roehana Koeddoes merupakan salah satu wartawati sekaligus pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Rohana Kudus lahir di Agam, Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1884 dan hidup di masa yang kurang lebih sama dengan Raden Adjeng Kartini. Meski tidak menjalani pendidikan formal, tapi Rohana Kudus rajin membaca dan mempelajari berbagai hal, lo, teman-teman. Beliau senang membaca buku-buku yang dibawakan oleh ayahnya, serta juga menguasai bahasa Belanda, Latin, Arab, Melayu.

3. Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan salah satu pejuang yang berperans serta dalam kemerdekaan Indonesia. Rasuna Said lahir di Agam, Sumatera Barat pada tahun 1910. Hingga tahun 1930, Rasuna Said mengajar di sebuah sekolah bernama Diniyah Putri. Tetapi, kemudian Rasuna Said juga menjadi jurnalis bahkan menjadi pemimpin redaksi sebuah majalah.

4. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pahlawan wanita asal Aceh yang ikut berjuang dalam perang melawan penjajahan Belanda pada masa Perang Aceh. Ia lahir dalam keluarga bangsawan Kerajaan Aceh pada tahun 1848. Bersama Teuku Umar, Cut Nyak Dhien melakukan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah. Hingga kemudian ia tertangkap dan diasingkan ke Sumedang, lalu meninggal pada tahun 1908. Nama Cut Nyak Dhien diabadikan sebagai nama sebuah bandar udara di Meulaboh.

5. Dewi Sartika

Pertama kali diakui sebagai pahlawan nasional pada tahun 1966. Dewi Sartika lahir di Cicalengka, tahun 1884, dan merupakan tokoh perjuangan pendidikan. Ia mendirikan sekolah bagi perempuan pada tahun 1904 dan berlokasi di Pendopo Kabupaten Bandung. Atas jasa inilah Dewi Sartika mendapat gelar Orde van Oranje-Nassau.